Uji In-Vitro Penurunan Kadar Kolesterol dengan Perbandingan Tiga Dosis Kitosan Cangkang Kepiting Bakau (Scylla serrata) pada Suspensi Granul Effervescent

Abstrak

Pola hidup manusia yang telah berubah menjadi kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, jarang berolahraga, dan pola makan yang buruk. Hal ini dapat menyebabkan hiperkolesterolemia. Namun, obat penurun kolesterol yang beredar di pasaran berasal dari bahan kimia yang memiliki efek samping tertentu, oleh karena itu diperlukan alternatif lain dari bahan alam. Indonesia memiliki banyak limbah cangkang kepiting yang dapat disintesis menjadi kitosan. Kitosan memiliki efektivitas sebagai penurun kolesterol. Namun, kitosan memiliki sifat kelarutan yang agak sulit dalam air sehingga alternatif sediaan yang dipilih adalah dibuat menjadi suspensi granul effervescent. Suspensi granul effervescent dibuat dengan metode granulasi basah. Selanjutnya, suspensi tersebut dilakukan uji penurunan kolesterol secara in-vitro metode Lieberman Burchard dengan simvastatin sebagai kontrol positif. Pada penelitian ini digunakan 3 formula dengan dosis kitosan yang berbeda, yaitu F1 = 45 mg, F2 = 55 mg dan F3 = 75 mg. Rata-rata hasil persentase penurunan kolesterol yaitu F1 = 14,66% ± 2,12; F2 = 22,39% ± 6,06; F3 = 13,37% ± 2.99 dan simvastatin = 19,02% ± 0,74. Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa dosis kitosan 55 mg (F2) memiliki nilai penurunan kolesterol paling tinggi dibandingkan dengan F1 dan F3. Meskipun demikian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil ketiga formula dengan nilai p-value yang diperoleh sebesar 0,156.