Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Swamedikasi Obat Antinyeri di Apotek X di Kota Denpasar
berdasarkan Theory of Planned Behavior (TPB)
DOI:
https://doi.org/10.36733/medicamento.v8i1.2115Kata Kunci:
obat antinyeri, pengetahuan, perilaku, swamedikasiAbstrak
Prilaku swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag, cacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain. Terbentuknya prilaku dipengaruhi oleh pengetahuan. Perilaku dapat diteliti dengan menggunakan metode Theory of Planned Behavior (TPB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku swamedikasi obat antinyeri di Apotek X di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode convenience sampling dengan jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 276 orang dengan kriteria inklusi yaitu responden yang menggunakan obat nyeri tanpa resep dokter, berumur 15-65 tahun, bisa membaca dan menulis, bersedia mengisi kuesioner sedangkan kriteria eksklusi yaitu responden yang mengalami cacat mental dan fisik. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan dan perilaku swamedikasi yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan hasil valid dan reliabel. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode korelasi Somers’d karena keduanya menggunakan skala ordinal. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden tergolong tinggi 37,3%, sedang 33,7%, dan rendah 29%. Perilaku responden dibagi menjadi 3 kategori parameter TPB yaitu parameter sikap terhadap perilaku dengan hasil sedang (47,1%), parameter norma subyektif dengan hasil tinggi (43,1%), dan parameter kontrol perilaku dengan hasil tinggi(48,9%). Hasil uji korelasi antara pengetahuan dan perilaku menunjukkan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan yang signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku swamedikasi obat antinyeri di Apotek X di Kota Denpasar.
Referensi
Ajzen, I. (1991) ‘The theory of planned behavior’, Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50(2), pp. 179–211. doi: 10.1016/0749-5978(91)90020-T.
Artini, K. S. (2020) ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Terhadap Perilaku Swamedikasi Nyeri Yang Rasional Di Apotek Harish Farma Kabupaten Sukoharjo’, INPHARNMED Journal (Indonesian Pharmacy and Natural Medicine Journal), 4(2), p. 34. doi: 10.21927/inpharnmed.v4i2.1386.
Fajrin, A. N., Yuniarni, U. and Suwendar (2019) ‘Kajian Gambaran Pengetahuan Masyarakat terhadap Penyimpanan Obat di Rumah di Kelurahan Babakan Sari Kota Bandung’, Prosiding Farmasi, 5(2).
Foroutan, B. and Foroutan, R. (2014) ‘Household storage of medicines and self-medication practices in south-east Islamic Republic of Iran’, East Mediterr Health Journal, 20(9), pp. 547–553. Available at: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25343467/.
Halim, S. V., Prayitno S, A. A. and Wibowo, Y. I. (2018) ‘Self-Medication With Analgesic Among Surabaya, East Java Communities’, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 16(1), p. 86. doi: 10.35814/jifi.v16i1.424.
Hantoro, D. T. et al. (2014) ‘PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKU SWAMEDIKASI OBAT ANTI-INFLAMASI NONSTEROID ( AINS ) ORAL PADA ETNIS ARAB DI SURABAYA’, Jurnal Farmasi Komunitas, 1(2), pp. 45–48.
Idacahyati, K. et al. (2020) ‘Hubungan Tingkat Kejadian Efek Samping Antiinflamasi Non Steroid dengan Usia dan Jenis Kelamin’, Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 6(2), p. 56. doi: 10.20473/jfiki.v6i22019.56-61.
Kuswinarti, K., Rohim, A. B. M. and Aminah, S. (2020) ‘Attitude and Behavior towards Self-medication using Non-steroidal Anti-inflammatory Drugs and Paracetamol among Housewives in Hegarmanah Village, Jatinangor’, Althea Medical Journal, 7(1), pp. 25–30. doi: 10.15850/amj.v7n1.1721.
Lumingkewas, C., Suparman, E. and Mongan, S. P. (2021) ‘Gambaran Premenstrual Syndrome pada Remaja Periode Akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi’, e-CliniC, 9(1), pp. 45–50. doi: 10.35790/ecl.v9i1.31855.
Medisa, D. et al. (2020) ‘Public knowledge of self-medication in Ngaglik subdistrict of Sleman regency’, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia, 11(3), pp. 250–256. doi: 10.20885/jkki.vol11.iss3.art6.
Muharni, S., Aryani, F. and Lubis, L. W. (2016) ‘Pengaruh Edukasi Terhadap Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Pengunjung Di Apotek Kecamatan Tampan Pekanbaru’, Jurnal penelitian farmasi.
Nuriska, O., Ningrum, W. A. and Permadi, Y. W. (2021) ‘PERILAKU SWAMEDIKASI OBAT ANTI NYERI DIKALANGAN’.
Oktaviana, E., Hidayati, I. R. and Pristianty, L. (2019) ‘Pengaruh Pengetahuan terhadap Penggunaan Obat Parasetamol yang Rasional dalam Swamedikasi (Studi pada Ibu Rumah Tangga di Desa Sumberpoh Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo)’, Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 4(2), p. 44. doi: 10.20473/jfiki.v4i22017.44-50.
Petrović, A. T. et al. (2022) ‘Self-Medication Perceptions and Practice of Medical and Pharmacy Students in Serbia’, International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(3). doi: 10.3390/ijerph19031193.
Pineles, L. L. and Parente, R. (2015) ‘Using the theory of planned behavior to predict self-medication with over-the-counter analgesics’. doi: 10.1177/1359105312465912.
Prabhakara, G. (2010) Health Statistics (Health Information System), Short Textbook of Preventive and Social Medicine. doi: 10.5005/jp/books/11257_5.
Retnaningsih, D. (2018) ‘Hubungan Komunikasi Perawat dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di Unit Perawatan Kritis’, Jurnal Keperawatan Soedirman, 11(1), p. 35. doi: 10.20884/1.jks.2016.11.1.638.
Sridevi, K. et al. (2018) ‘Assessment of Self Medication Practices Among Community People Assessment of Self Medication Practices Among Community People’, (August). doi: 10.9790/0853-1605017582.
Tripković, K., Šantrić Milićević, M. and Odalović, M. (2020) ‘Gender differences in predictors of self-medication with tranquillizers and sleeping pills: Results of the population-based study in Serbia’, Zdravstveno Varstvo, 59(1), pp. 47–56. doi: 10.2478/sjph-2020-0007.
Wardoyo, A. V. and Oktarlina, R. Z. (2019) ‘Tingkat Pengetahuan Masyarakat terhadap Obat Analgesik pada Swamedikasi untuk Mengatasi Nyeri Akut’, Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2), pp. 156–160. doi: 10.35816/jiskh.v10i2.138.
Wójta-Kempa, M. and Krzyzanowski, D. M. (2016) ‘Correlates of abusing and misusing over-the-counter pain relievers among adult population of Wrocław (Poland)’, Advances in Clinical and Experimental Medicine, 25(2), pp. 349–360. doi: 10.17219/acem/58887.
World Health Organization (1993) ‘How to Investigate Drug Use in Health Facilities: Selected Drug Use Indicators’, p. 92.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 Jurnal Ilmiah Medicamento

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.