Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jelatang (Urtica dioica L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

Penulis

  • Ni Komang Esti Trisna Putri a:1:{s:5:"id_ID";s:34:"Universitas Mahasaraswati Denpasar";}
  • I Wayan Surya Rahadi Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • Ni Made Sukma Sanjiwani Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.36733/usadha.v2i3.7416

Kata Kunci:

antibakteri, daun jeltang (Urtica dioica L), Staphylococcus aureus

Abstrak

Daun jelatang (Urtica dioica L.) merupakan spesies yang paling banyak dikenal dalam genus urtica dan memiliki banyak manfaat bagi masyarakat yaitu untuk pengobatan, kosmetika maupun untuk dikonsumsi. Daun jelatang mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan saponin. Senyawa tersebut dapat diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang dapat menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif dan koloni cenderung berbentuk menyerupai buah anggur. Secara alami Staphylococcus aureus merupakan flora normal pada manusia, yang sering ditemukan pada kulit, hidung, dan mata. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui aktivitas antibakteri esktrak etanol daun jelatang (Urtica dioica L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Sampel yang digunakan yaitu daun jelatang (Urtica dioica L.) yang diambil di Desa Buruan, Kec. Penebel, Kab. Tabanan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen laboratorium. Pembuatan ekstrak etanol daun jelatang dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% dan ekstrak kental diperoleh dengan menggunakan rotary evaporator. Penelitian ini menggunakan metode difusi cakram (disc) dengan media nutrient agar. Konsentrasi ekstrak etanol daun jelatang yang digunakan yaitu konsentrasi 5%, 10%, dan 15%. Uji aktivitas antibakteri memperlihatkan bahwa ekstrak etanol daun jelatang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada setiap konsentrasi ekstrak daun jelatang (Urtica dioica L.) dengan diameter zona hambat sebagai berikut: konsentrasi 5% (6,55 mm), 10% (1,06 mm), dan 15% (0,48mm). Ekstrak etanol daun jelatang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol daun jelatang memiliki aktivitas antibakteri paling tinggi pada konsentrasi 5% yaitu 6,55 mm termasuk dalam kategori sedang.

Kata Kunci: antibakteri, daun jelatang (Urtica dioica L.), Staphylococcus aureus.

Referensi

Villiya DM, Maimunah S. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jelatang (Urtica dioica L.) terhadap bakteri Escherichia coli. Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan Universitas Sari Mutiara Indonesia. 2021;V(1):23–33.

[2] Trisia A, Philyria R, Toemon AN. Antibacterial activity test of ethanol extract from kalanduyung leaf (Guazuma ulmifolia Lam.) on Staphylococcus aureus growth with diffusion method (Kirby-Bauer). Anterior Journal. 2018;17(2):136–43. Available from: http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/anterior/article/view/12/9

[3] Pertiwi FD, Rezaldi F, Puspitasari R. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol bunga telang (Clitoria ternatea L.) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Biosaintropis (Bioscience-Tropic). 2022;7(2):57–68. doi:10.33474/e-jbst.v7i2.471.

[4] Safitri OM, Amir H. Potensi sitotoksik dan antibakteri ekstrak daun Laportea interrupta (L.) Chew (jelatang ayam) terhadap Staphylococcus aureus. Jurnal ... 2018;2(2):175–83.

[5] Ulviani F, Yusriadi Y, Khaerati K. Pengaruh gel ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) terhadap penyembuhan luka bakar pada kelinci (Oryctolagus cuniculus). Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy). 2016;2(2):103–10.doi:10.22487/j24428744.2016.v2.i2.5977.

[6] Azizah M, Lingga LS, Rikmasari Y. Uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun seledri (Apium graveolens L.) dan madu hutan terhadap beberapa bakteri penyebab penyakit kulit. Jurnal Penelitian Sains. 2020;22(1):37. doi:10.56064/jps.v22i1.547.

[7] Surjowardojo P, Susilawati TE, Sirait GR. Daya hambat dekok kulit apel manalagi (Malus sylvestrs Mill.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Pseudomonas sp. penyebab mastitis pada sapi perah. TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production. 2015;16(2):40-8.

Unduhan

Diterbitkan

29-12-2023