Formulasi Sediaan Shampo Kombinasi Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) dan Daun Seledri (Apium graveolens L.) sebagai Antiketombe terhadap Jamur Candida albicans
DOI:
https://doi.org/10.36733/usadha.v2i3.7382Kata Kunci:
candida albicans, daun pandan wangi, daun seledri, ketombe, shampoAbstrak
Ketombe adalah suatu keadaan anomali yang terdapat pada kulit kepala, salah satu penyebab ketombe ialah jamur Candida albicans. Diperlukan sediaan shampo yang aman dan dapat menghilangkan ketombe, salah satu tanaman yang digunakan untuk pengobatan tradisional sebagai antiketombe adalah daun pandan wangi dan daun seledri yang memiliki kandungan polifenol, flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid sebagai antiketombe. Tujuan dari penelitian ini adalah formulasi dan uji aktivitas antijamur sediaa shampo kombinasi ekstrak daun pandan wangi dan daun seledri. Sediaan shampo diformulasikan menjadi tiga formula dengan variasi konsentrasi FI (tanpa ekstrak), FII (ekstrak daun panda wangi 10%, daun seledri 20%), FIII (ekstrak daun pandan wangi 20%, daun seledri 10%). Uji mutu fisik sediaan meliputi organoleptis, pH dan tinggi busa, serta pengujian antijamur dilakukan dengan metode difusi kertas cakram yang melibatkan shampo ketoconazol sebagai kontrol positif. Kombinasi ekstrak daun pandan wangi dan daun seledri dapat diformulasikan menjadi sediaan shampoo dengan mutu fisik yang baik yaitu berbentuk semipadat, FII dan FIII berwarna hijau gelap dengan bau khas esktrak daun seledri dan pandan wangi, sedangkan pada FI tidak berwarna dan berbau, pH ketiga formula telah memenuhi syarat mutu pH kulit kepala yaitu 6, dan tinggi busa memenuhi persyaratan yaitu 6,8-8,9 cm. Aktivitas antijamur terhadap Candida albicans dinilai berdasarkan diameter hambat pada FI (kontrol negatif) yaitu 7 mm dan kontrol positif yaitu 24 mm. Sementara itu, FII dan FIII tidak menunjukkan zona hambat, sehingga kombinasi ekstrak daun pandan wangi dan seledri dalam sediaan shampo tidak memiliki aksi sinergis untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.
Kata Kunci: Candida albicans, daun pandan wangi, daun seledri, ketombe, shamp
Referensi
Malonda TC, Yamlean PVY, Citraningtyas G. Formulasi sediaan sampo antiketombe ekstrak daun pacar air (Impatiens balsamina L.) dan uji aktivitasnya terhadap jamur Candida albicans ATCC 10231 secara in vitro. 2017;6(2).
[2].
Auliah N, Asri M, SW SR. Formulasi dan uji stabilitas fisik dan kimia sediaan sampo antiketombe ekstrak kulit buah jeruk purut (Citrus hystrix DC). 2015;151:10–17.
[3].
Mardiana GN, Safitri CINH. Formulasi dan uji aktivitas sediaan gel sampo antiketombe ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Candida albicans. Semin Nas Pendidik Biol dan Saintek. 2020;630–40.
[4].
Saraswati AR, Putriana NA. Formulasi sampo antiketombe dan anti kutu rambut dari berbagai macam tanaman herbal. Farmaka. 2013;15:248–60.
[5].
Hutauruk H, Yamlean PVY, Wiyono W. Formulasi dan uji aktivitas sabun cair ekstrak etanol herba seledri (Apium graveolens L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Pharmacon. 2020;9:73.
[6].
Oktaviani DJ, Widiyastuti S, Maharani DA, Amalia AN, Ishak AM, Zuhrotun A. Review: seledri (Apium graveolens Linn.) sebagai tablet antiinflamasi. Farmaka. 2020;18:1–15.
[7].
Mardiyaningsih A, Aini R. Pengembangan potensi ekstrak daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai agen antibakteri. Pharmaciana. 2014;4(2). https://doi.org/10.12928/pharmaciana.v4i2.1577.
[8].
Nining N, Radjab NS, Kholifah N. Kombinasi trietanolamin stearat dan setilalkohol dalam stabilitas fisik krim M/A ekstrak Psidium guajava L. Sci J Farm dan Kesehat. 2019;9:17.
[9].
Nurhikma E, Antari D, Tee SA. Formulasi sampo antiketombe dari ekstrak kubis (Brassica oleracea var. capitata L.) kombinasi ekstrak daun pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb.). J Mandala Pharmacon Indones. 2018;4:61–7.
[10].
Sitompul MB, Yamlean PVY, Kojong NS. Formulasi dan uji aktivitas sediaan sampo antiketombe ekstrak etanol daun alamanda (Allamanda cathartica L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans secara in vitro. 2016;5:122–30.
[11].
Maharataranti N, Astuti IY, BA. Formulasi sampo antiketombe ekstrak etanol seledri (Apium graveolens L.). J Pharm. 2012;9:128–38.
[12].
Wendersteyt NV, Wewengkang DS, Abdullah SS. Uji aktivitas antimikroba dari ekstrak dan fraksi Ascidian Herdmania momus dari perairan Pulau Bangka Likupang terhadap pertumbuhan mikroba Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium, dan Candida albicans. Pharmacon. 2021;10:706.
[13].
Anwar K, Istiqamah F, Hadi S. Optimasi suhu dan waktu ekstraksi akar pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack.) menggunakan metode RSM (Response Surface Methodology) dengan pelarut etanol 70%. J Pharmascience. 2021;8:53.
[14].
Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn ME. Pharmaceutical Excipients. In: Remington: The Science and Practice of Pharmacy. 2020;633–43.
[15].
Damayanti HM, Praditia NA, Murti RW. Ekstraksi biji alpukat sebagai pembusa deterjen: pemanfaatan potensi bahan alam dan menekan biaya produksi. 2015;3:92–8.
[16].
Duma I, Irianto K, Mardan MT, Farmasi DB, Farmasi F, Mada UG, Farmasi F, Mada UG. Aktivitas antibakteri dan uji sifat fisik sediaan gel dekokta sirih hijau (Piper betle L.) sebagai alternatif pengobatan mastitis sapi. J Pharm. 2020;16:202–10.
[17].
Sinko PJ. Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 6th ed. 2016.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 I Kadek Danayasa, Ni Nyoman Yudianti Mendra, I Made Agus Sunadi Putra

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.