Uji Aktivitas Afrodisiaka Sediaan Tablet Effervescent Ekstrak Kombinasi Buah Pare (Momordica Charantia L.) Dan Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Mencit Putih Jantan (Mus Musculus L.)
DOI:
https://doi.org/10.36733/usadha.v2i2.7467Kata Kunci:
afrodisiaka, bawang putih, buah pare, mencit putih jantan, tablet effervescentAbstrak
Afrodisiaka merupakan bahan obat atau pangan yang dapat meningkatkan gairah seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas afrodisiaka sediaan tablet effervescent yang mengandung ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dan bawang putih (Allium sativum L.), baik secara tunggal maupun kombinasi, terhadap mencit putih jantan (Mus musculus L.). Metode yang digunakan adalah ICC (Introduction, Climbing, Coitus) pada 25 ekor mencit jantan galur Wistar yang dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan aquadest per oral. Kelompok II diberikan larutan tablet effervescent ekstrak buah pare dosis tunggal 980 mg/KgBB. Kelompok III diberikan larutan tablet effervescent ekstrak bawang putih dosis tunggal 150 mg/KgBB. Kelompok IV diberikan larutan tablet effervescent kombinasi ½:½ ekstrak buah pare 490 mg/KgBB dan bawang putih 75 mg/KgBB. Kelompok V diberikan larutan tablet effervescent kombinasi 1:1 ekstrak buah pare 980 mg/KgBB dan bawang putih 150 mg/KgBB. Pengamatan dilakukan selama 2 jam dengan menghitung frekuensi ICC. Data dianalisis menggunakan SPSS dengan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kelompok perlakuan memberikan efek afrodisiaka yang berbeda secara bermakna, dengan frekuensi aktivitas tertinggi pada kombinasi 1:1 ekstrak buah pare 980 mg/KgBB dan bawang putih 150 mg/KgBB dibandingkan formulasi lainnya.
Referensi
Hasbullah, H., Alamsyah, A., & Samsir, S. (2019). Study fenomenoligi disfungsi seksual pada pria diabetes mellitus. Journal of Islamic Nursing, 4(2), 28-38.
Kandeel, F.R., V.K.T. Koussa., dan R.S. Swerdloff. (2001). Physiology,
Pathophysiology, Clinical Investigation, and Treatment. In:
Male Sexual Function and Its Disorders.
Pfaus, JG & Scepkowski, LA (2005). Dasar biologis untuk libido, Laporan Kesehatan Seksual Saat Ini, 2(2), 95- 100.
Sumiati, T., Sari, B. L., & Nurtiyah, N. (2017). Analisis Sildenafil Sitrat Dalam Jamu Kuat Di Kecamatan Bogor Barat Dan Tanah Sareal Dengan Menggunakan Kromatografi Cair Spektrometri Massa. Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal), 2(2), 77–87. https://doi.org/10.47219/ath.v2i2.37.
Harmusyanto, R. (2013). Studi Mengenai Efek Daun Katuk (Sauropus
androgynus (L.) Merr.) Terhadap Libido Kelinci Jantan (Oryctolagus
cuniculus) Sebagai Afrodisiak : Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2(1).
Huda, R. Sumarmin dan Y. Ahda. 2017. “Pengaruh ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) terhadap Siklus Estrus Mencit (Mus musculus L)”. Eksakta. Vol. 18, no. 2,pp. 69-76.
Indisari, M., Rahimah, St., Umar, A. H dan Allya, A.P. (2018). Uji Efek Afrodisiaka dari Ekstrak Bawang putih (Allium sativum L) pada Hewan coba mencit (Mus musculus). Akademi Farmasi Kebangsaan. Indonesia Journal Farmasi, 2, 140.
Arifien, A. P. (2013). Uji Efek Seduhan Daun Katuk (Sauropus androgynous(L.) Merr) terhadap Libido Tikus Jantan (Rattus novergcius) dalam Penggunaannya Sebagai Afrodisiak dengan Alat Libidometer. Jurnal Ilmiyah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1), 1
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Osie Listina

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.