Uji Aktivitas Antibakteri Rebusan dan Infusa Daun Jeruju (Achantus illicifolious) terhadap Bakteri Methicilin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Penulis

  • Ni Putu Maria Dewi Universitas Mahasarswati Denpasar
  • Erna Cahyaningsih Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • Ni Luh Kade Arman Anita Dewi Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • I Wayan Surya Rahadi Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • Putu Era Sandhi Kusuma Yuda Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • Puguh Santoso Universitas Mahasaraswati Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.36733/usadha.v3i1.7222

Kata Kunci:

achantus illicifolius, MRSA, infusa, rebusan

Abstrak

Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Salah satu penyebab infeksi yang perlu diwaspadai adalah restensi terhadap bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Penggunaaan antibiotik yang berkelanjutan dapat menimbulkan masalah resistensi mikroba. Indonesia memiliki berbagai spesies tanaman yang sebenarnya dapat memberikan manfaat namun belum dibudidayakan secara khusus. Daun jeruju (Achanthus illicifolius) dari tumbuhan golongan mangrove yang mempunyai senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai bahan antibakterial. Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui aktivitas antibakteri rebusan dan infusa daun jeruju terhadap bakteri MRSA. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan bakteri MRSA. Hasil skrining fitokimia infusa daun jeruju memiliki senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, tanin, saponin dan kuinon. Sedangkan hasil skrining fitokimia rebusan daun jeruju memiliki metabolit sekunder berupa tanin, saponin dan kuinon. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada infusa dan rebusan daun jeruju pada konsentrasi 30%, 60% dan 90% tidak memiliki daya hambat terhadap aktivitas antibakteri MRSA, yang dilihat dari zona hambat. Zona hambat nol pada bakteri MRSA dapat disimpulkan bahwa infusa dan rebusan daun Jeruju (Achantus illicifolious) tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri MRSA

Referensi

Ernianingsih, S. W., Mukarlina, & Rizalinda. (2014). Etnofarmakologi Tumbuhan Mangrove Achantus ilicifolius L ., Acrostichum speciosum L . dan Xylocarpus rumphii Mabb . Di Desa Sungai Tekong Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Protobiont, 3(2), 252–258.

Manilal, A., I.S. Sujith, G.S. Kiran, J. Selvin, and C. Shakir. 2009. Biopotentials of mangroves collected from the Southwest Coast of India. Glo. J. Biotechnol. 4(1):59-65

Manimozhi, D. M., S. Sankaranarayanan and G. Sampathkumar. 2012. Evaluating the antibacterial activity of flavonoid extracted from Ficus benghalensis. International Journal of Pharmaceutical and Biological Research. Vol. 3 (1).

Faidiban AN, Posangi J, Wowor PM, dan Bara RA, 2020. Uji Efek Antibakteri Chromodoris annae terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Medical Scope Journal (MSJ), 1(2): 67–70.

Kusmiati, K., Priadi, D., & Rahayu, R. K. (2017). Antibacterial Activity Test, Evaluation of Pharmacognosy and Phytochemical Screening of Some Extracts of Globe Amaranth (Gomphrena globosa). The Journal of Pure and Applied Chemistry Research, 6(1), 27. Institute for Health Metrics and Evaluation. Global Burden Disease (GBD) Compare. Published 2013. Accessed June 21, 2015. http://vizhub

Ulya, N. (2019). Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman larutan infusa daun salam (Syzygium polyanthum) terhadap total bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella sp., dan kadar protein pada daging ayam (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Hidayat, S. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) Terhadap Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, 3(1).

Unduhan

Diterbitkan

30-04-2024