Potensi Tanaman Herbal terhadap Peningkatan Jumlah Fibroblas dalam Penyembuhan Luka Bakar
Keywords:
fibroblas, luka bakar, senyawa aktif, tanaman herbalAbstract
Luka bakar merupakan bentuk kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh peristiwa perpindahan panas, yang sumber panasnya dapat bervariasi seperti kontak langsung atau tidak langsung dengan api, listrik, bahan kimia, gesekan atau radiasi. Luka bakar dapat terjadi pada semua kalangan mulai dari anak kecil dan orang tua yang merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar. Penyembuhan luka akan melewati beberapa fase yaitu fase haemostasis, fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi Fibroblas sangat penting dalam proses penyembuhan luka. Jumlah fibroblas mengalami peningkatan selama fase proliferasi. Sejumlah studi menunjukkan bahwa tanaman tradisional potensial sebagai agen penyembuhan luka di samping pengobatan medis untuk luka bakar ringan sampai sedang. Review artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi tanaman herbal terhadap peningkatan jumlah fibroblas dalam penyembuhan luka bakar. Review ini menggunakan metode literatur review pada beberapa jurnal penelitian yang telah dipublikasi, digunakan 4 database termasuk Pubmed, Cochrane, Elsivier dan Google Scholar disaring dan dikumpulkan pada tahun 2011-2021 (hingga Juli). Didapatkan bahwa terdapat tanaman herbal beserta senyawa aktifnya yang berpotensi untuk penyembuhan luka bakar dengan meningkatkan jumlah fibroblas yakni Biji Kakao (flavonoid dan prosianidin), Daun Sirih (saponin, tannin, flavonoid), Daun Melati (saponin, tannin, flavonoid), Daun Remek Daging (flavonoid, tannin, saponi, dan fenol), Bij Edamame (isoflavon dan saponin), Daun Lidah Buaya (Acemannan), Daun Kaktus (alkaloid dan flavonoid), Batang Dan Daun Suruhan (flavonoid, alkaloid, tannin dan saponin), Bunga Saffron (Crocin, picrocracin dan safranal), Bunga Delima (tannin), Daun Kelapa Sawit (flavonoid).