PROSES NASALISASI DALAM BAHASA BALI

Authors

  • Ariana I Putu FKIP Universitas Dwijendra
  • Suwendi I Made FKIP Universitas Dwijendra

Keywords:

kaidah, nasalisasi, bahasa Bali

Abstract

Bahasa Bali memiliki sistem yang bertingkat-tingkat yang disebut anggah-ungguhing basa Bali. Keberadaan sistem inilah yang membedakannya dengan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah lain yang ada di Indonesia. Selain itu bahasa Bali memiliki dua dialek besar, yaitu dialek Bali Aga dan dialek Bali Dataran. Dialek Bali Aga tidak mengenal sistem tingkat-tingkatan bahasa, sebalik-nya di dalam dialek Bali Dataran sistem ini sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Bali tersebut. Perbedaan sistem ini juga tercermin pada sistem morfologinya, khususnya pada pembentukan kata dengan prefiks nasal. Hal inilah yang menarik untuk diamati. Terkait dengan hal itu tulisan ini difokuskan pada sistem nasalisasi bahasa Bali tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah guna menemukan kaidah nasalisasi dalam bahasa Bali. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode studi pustaka dan observasi. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Teori yang digunakan dalam mengkaji masalah ini adalah teori morfologi. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan, ditemukan bahwa prefiks nasal {N-} dalam bahasa Bali yang dibubuhkan pada bentuk asal atau bentuk dasar yang diawali oleh fonem-fonem tertentu, mengalami perubahan bentuk. Wujud dari perubahan bentuk ini disebut alomorf. Dengan demikian alomorf yang ditemukan dari hasil penggabungan prefiks nasal tersebut adalah: n-{n-}, m-{m-}, ng-{ ŋ-}., dan ny-{ñ}.

Downloads

Published

2022-07-30

Issue

Section

Articles