ANALISIS PERMASALAHAN KOMUNIKASI PEMAGANG TEKNIS INDONESIA DI BIDANG PENGOLAHAN MAKANAN DI JEPANG
Keywords:
pemagang teknis, pengolahan makanan, interaksi dan komunikasi, budaya dan perbedaan budayaAbstract
Globalisasi berdampak signifikan terhadap dunia kerja, sehingga kompetensi dan keterampilan internasional menjadi penting. Saat ini, Jepang mengalami penurunan populasi produktif yang dapat digunakan sebagai tenaga kerja populasi angkatan kerja produktif yang diakibatkan menurunnya jumlah pernikahan dan gempa besar yang terjadi pada tahun 2011. Sementara itu, Indonesia mengalami peningkatan tenaga kerja produktif yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja. Salah satu cara untuk mengembangkan kompetensi tersebut adalah melalui program pemagangan di luar negeri, khususnya di negara-negara maju seperti Jepang. Industri pengolahan makanan merupakan salah satu sektor yang banyak menyerap pemagang asal Indonesia. Namun, Seiring bertambahnya jumlah peserta magang, muncul berbagai problematika, seperti proses berkomunikasi, perbedaan budaya kerja, serta tekanan fisik dan mental. Masalah tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai efektivitas program magang. Penelitian ini menelaah permasalahan yang dihadapi oleh pemagang teknis Indonesia di bidang pengolahan makanan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara tiga responden yang merupakan peserta magang di bidang pengolahan makanan di daerah Tokyo. Sebelum keberangkatan ke Jepang, mereka telah belajar bahasa dan budaya Jepang selama kurang lebih 6 bulan di lembaga pendidikan bahasa Jepang (LPK) sebagai organisasi pengirim ke Jepang. Temuan utama dari analisis ini mencakup kesulitan dalam proses berkomunikasi (language barrier), kesenjangan pemahaman budaya kerja, dan kurangnya pendampingan dari lembaga pengirim. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan sulitnya koordinasi kerja, stres kerja, maupun ketidakpuasan terhadap lingkungan kerja. Oleh karena itu, diperlukan penguatan mekanisme seleksi sehingga pelatihan dan pendidikan bahasa, budaya, maupun kemampuan yang terkait dengan bidang pekerjaan secara berkala agar calon pemagang memiliki persiapan yang menyeluruh.