LEKSIKON BIOTIK LONTAR FALSAFAH BUDAYA ROTE; STUDI EKO LINGUISTIK

Authors

  • Polce Aryanto Bessie
  • Aldora Literasi Sastra

Keywords:

lontar, ekolinguistik, leksikon

Abstract

Setiap komunitas di dunia memiliki bahasanya masing-masing untuk menamai benda-benda di sekitarnya. Hal ini terjadi karena manusia membuat kesepakatan untuk memberi label pada benda-benda tersebut. Sayangnya, kesepakatan tersebut tidak sepenuhnya berasal dari persepsi masyarakat tetapi juga karena lingkungan tempat bahasa itu digunakan atau dituturkan. Salah contoh adalah filosofi lontar di Pulau Rote (Pulau terselatan di Indonesia). Masyarakat setempat percaya bahwa lontar adalah satu-satunya yang berguna bagi kehidupan mereka. Semua kebutuhan terpenuhi dari adanya lontar. Moto hidup orang Rote “mao tua do lefe bafi” yang berarti hidup sederhana hanya dengan mengiris tuak dan beternak babi. Batang, daun, pelepah dan segala hasil pohon lontar bermanfaat bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, adanya leksikon-leksikon yang berhubungan erat dengan adanya lontar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat setempat meyakini bahwa lontar membawa kemakmuran bagi kehidupannya. Selanjutnya leksikon-leksikon yang berhubungan dengan lontar adalah leksikon yang berkedudukan pada kelas kata nomina. Hasil penelitian lainnya bahwa bsebagian kecil aset budaya lontar juga telah hilang seperti kopak ‘peti jenasah’, dan aset lain yang terancam hilang dari kehidupan asyarakat setempat adalah gegefuk ‘kipas api tungku’ dan rumah tradisional yang beratap daun lontar.

Downloads

Published

2025-07-01

Issue

Section

Articles