ANALISIS WACANA KRITIS TABANAN ERA BARU DALAM VISI BUPATI I KOMANG GEDE SANJAYA
Keywords:
analisis wacana kritis, Tabanan era baru, diskursusAbstract
Penelitian ini mengkaji makna Tabanan Era Baru dalam visi Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya. Sejak mencalonkan diri sebagai Bupati Tabanan periode pertama (2021-2024), Sanjaya menggunakan visi Tabanan Era Baru dengan tagline Aman, Unggul, Madani (AUM). Visi itu berlanjut di periode kedua (2025-2030). Untuk mewujudkan visi Tabanan Era Baru, banyak proyek fisik maupun nonfisik yang dilakukan Sanjaya. Proyek fisik di antaranya perbaikan infrastruktur jalan, drainase, dan taman kota membuat wajah Tabanan lebih tertata. Akan tetapi, sebagian kebijakan juga menimbulkan polemik. Hal itu bisa dilihat dari diskursus atau pergulatan wacana yang terjadi di media sosial (medsos) seperti YouTube, Facebook, maupun Instagram. Derasnya diskursus sampai membuat media massa tertarik memberitakan. Salah satu bentuk diskursus adalah tentang imbauan pemakaian udeng barak (merah) dan saput poleng (kain hitam putih) untuk pegawai Pemkab Tabanan. Akan tetapi, imbauan itu kemudian merambah ke dunia pendidikan tingkat SD dan SMP. Selain pendidikan, udeng sejumlah patung di depan Kantor Bupati Tabanan dan di sepanjang Jalan Pahlawan juga dicat merah. Masyarakat juga menyoroti tugu tapal batas berbentuk jineng (tempat penyimpanan padi) yang didominasi warna merah. Pertanyaan yang bisa diajukan adalah ideologi apa di balik visi Tabanan Era Baru. Hasil penelitian menunjukkan ada relasi kuasa, hegemoni, dan ideologi di balik visi Tabanan Era Baru. Penulis menggunakan teori Analisis Wacana Kritis (AWK) Fairclough untuk menganalisis permasalahan. Sementara untuk menggali data, penulis memakai metode kualitatif deskriptif yang ada di medsos maupun berita di media massa. Penulis juga melakukan observasi lapangan dengan melihat tanda yang berkaitan dengan objek penelitian.