ANALISIS LIRIK LAGU PADA SEVENTEEN DAN SMILE FLOWER: KAJIAN SEMIOTIKA RIFATERRE

Penulis

  • Ni Nyoman Anita Dewi Ardiningsih Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • I Wayan Wahyu Cipta Widiastika

Kata Kunci:

analisis, lirik, seventeen, Smile Flower

Abstrak

Analisis pada lagu mengutamakan analisisnya pada pemaknaannya. Dalam lirik lagu, banyak sekali ditemukan banyak makna kias yang apabila tidak dikaji lebih dalam akan menimbulkan salah penafsiran, sehingga makna yang ingin disampaikan tidak dapat dicerna oleh pendengar maupun penggemar lagu tersebut. Terutama lagu berbahasa asing, yang harus diterjemahkan terlebih dahulu, kemudian ekstra mencermati pesan  yang terkandung sehingga tdiak terjadi salah tafsiran. Contoh lagu berbahasa asing adalah bahasa jepang. Seventeen, merupakan idol K-pop yang berkarir dan sukses di Jepang dengan banyak prestasi. Salah satu albumnya yang bertajuk ”Fallin Flower” meraih peringkat pertama di billboard hot 100 Japan. Di dalam albumnya, terdapat lagu ”smile flower” yang dimana, orang awam akan beranggapan bahwa isi lagu ialah tentang bunga senyum. Untuk itulah diperlukan analisis mendalam agar mengetahui makna asli yang terkandung dari lirik lagu Smile Flower. Dalam analisis digunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui lirik lagu Smile Flower karya Seventeen. Teori yang digunakan adalah Semiotika Riffaterre dengan fokus pada ketidaklangsungan ekspresi melalui penggantian arti, penyimpangan arti, dan penciptaan arti. Lagu ini memiliki makna mengenai cinta yang universal. Dimana, tokoh ”aku” yang selalu nyaman berada disisi ”kamu” sehingga bisa menunjukkan segala ekspresi seperti senang, dan sedih tanpa harus khawatir mengenai perpisahan. Karena tokoh ”aku” akan selalu berusaha untuk membahagiakan ”kamu” sehingga ”kamu” bisa selalu tersenyum indah seperti bunga yang mekar. Hal ini dibuktikan dengan kalimat ”egao no hana sakaseyou. Sono egao, haru ni naru yo” (bunga tersenyum itu mekar. Demi senyum itu, aku akan menjadi musim semi). Dimana lirik tersebut diberikan penekanan dengan mengulangnya sebanyak tiga kali.

Referensi

Billboard.com. (2020). Seventeen Lands at No. 1 as Gen Hoshino’s Viral ‘Dancing on the Inside’ Debuts on Japan Hot 100. Billboard Japan. Diambil dari https://www.billboard.com/music/music-news/seventeen-fallin-flower-gen-hoshino-social-media-dancing-on-the-inside-japan-hot-100-chart-9354426/

Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi (GP Press Group).

Pradopo, R. D. (1995). Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Ratih, R. (2016). Teori dan Aplikasi Semiotik Michael Riffaterre Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Seventeen.Jp. (t.t.). Seventeen Discography. Diambil 2 April 2023, dari https://www.seventeen-17.jp/posts/discography?category=CD-JP-

Smile Flower - Seventeen. (t.t.). Diambil 28 Agustus 2023, dari https://open.spotify.com/track/054sQZ2qmw0Ya7N0XSxl3j?si=f3b2e6996b034273

Sumja, P. (2020). Representasi Makna Kesendirian pada Lirik Lagu “Ruang Sendiri” Karya Tulus. Humaniora, 50–58.

Suryaningtyas. (2022). Implikatur Metafora Pada Lagu Jepang Karya Seventeen: Fallin Flower (Maiochiru Hanabira). Universitas Negeri Jakarta, Jakarta. Diambil dari http://repository.unj.ac.id/22977

Umaya, M., & Harjito. (2017). Penelitian Pembelajaran Sastra. Semarang: Universitas PGRI Semarang.

Diterbitkan

2024-11-09