https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/daruma/issue/feed Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang 2023-10-07T00:00:00+08:00 Ni Luh Gede Meilantari, S.S., M.Hum. [email protected] Open Journal Systems <p><strong>Jurnal DARUMA</strong> merupakan jurnal ilmiah mengambil kajian bidang Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang, yang diterbitkan oleh Program Studi Sastra Jepang Fakultas Bahasa Asing Universitas Mahasaraswati Denpasar. Jurnal ini memuat artikel-artikel yang ditulis oleh para mahasiswa untuk dipublikasikan agar diketahui oleh khalayak umum dan para mahasiswa di Program Studi sastra Jepang khususnya.<br>Jurnal DARUMA terbit sebanyak 2 kali dalam setahun, pada bulan April dan September</p> https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/daruma/article/view/5586 METAFORA ORIENTASIONAL DALAM NOVEL KIMI NO NA WA KARYA MAKOTO SHINKAI 2022-12-27T20:15:18+08:00 Ni Luh Putu Rai Wahyuni [email protected] Ni Wayan Meidariani [email protected] <p>Keberhasilan dalam komunikasi salah satunya ditentukan oleh fungsi bahasa sebagai media atau sarana untuk menyampaikan sesuatu ide atau pikiran kepada orang lain. Dalam penyampaian suatu ide tentunya tidak terlepas dari kognitif (pikiran) untuk menghindari kesalahpahaman dalam berbahasa. Dalam penyampaian pesan agar lebih menarik dan bervariasi dapat menggunakan ungkapan metaforis. Tulisan ini membahas ungkapan metaforis yang tergolong ke dalam metafora orientasional dalam novel berbahasa Jepang. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis makna metafora orientasional. Data yang digunakan dalam artikel ini berfokus pada kalimat yang mengandung metafora orientasional dalam novel Kimi No Na Wa. Analisis data menggunakan teori metafora menurut Lakoff dan Johnson. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat tujuh metafora orientasional yang terdiri dari metafora yang menyatakan ruang atas (<em>up</em>) satu buah, ruang luar (<em>out</em>) empat buah, ruang turun (<em>down</em>) satu buah dan ruang dalam (<em>deep</em>) sebanyak satu buah.</p> 2023-10-07T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/daruma/article/view/6030 FAKTOR KEPRIBADIAN TOKOH DAZAI DALAM FILM NINGEN SHIKAKKU: DAZAI OSAMU TO 3 NIN NO ONNATACHI 2023-03-14T08:12:16+08:00 Wilyem Dharma [email protected] Anak Agung Ayu Dian Andriyani [email protected] Ni Wayan Meidariani [email protected] <p>Artikel ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kepribadian tokoh Dazai Osamu dalam film Ningen Shikkaku: Dazai Osamu to 3 nin no Onnatachi karya Mika Ninagawa. Yang dikaji dengan teori psikoanalisis dari Carl Gustav Jung yang dimana menjelaskan ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif. Sumber data yang digunakan adalah Film Ningen Shikkaku: Dazai Osamu To 3 Nin No Onnatachi karya dari Mika Ninagawa sebagai data primer. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode observasi nonpartisipasi dan teknik simak catat. Metode dan teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sedangkan, metode dan teknik penyajian data menggunakan metode secara informal. Hasil yang telah didapatkan yang menujukan bahwa tokoh Osamu Dazai yang mempengaruhi kepribadian berdasarkan ketidaksadaran pribadi yaitu faktor kedewasaan, faktor cinta, faktor konflik dan faktor ancaman. Berdasarkan ketidaksadaran kolektif yaitu faktor biologis dan faktor lingkungan.</p> 2023-10-07T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/daruma/article/view/6031 TAHAPAN PLOT DALAM FILM SPIRITED AWAY KARYA HAYAO MIYAZAKI 2023-03-14T17:15:52+08:00 Gemilang August [email protected] Anak Agung Dian Andriyani [email protected] Betty Debora Aritonang [email protected] <p>Film <em>Spirited away </em>memiliki lima tahapan plot yaitu eksposisi, rising action, klimaks, falling action, dan resolusi. Eksposisi adalah tahap pengenalan, memperkenalkan tokoh Chihiro yang memiliki sifat penakut, Haku yang suka menolong, dan Yubaba yang jahat. Rising action adalah munculnya konflik yaitu saat orang tua Chihiro berubah menjadi babi yang membuat Chihiro harus tinggal dan mencari cara untuk mengembalikan orang tuanya. Klimaks adalah puncak dari konflik klimaks di film ini terjadi saat Chihiro harus pergi ketempat saudari kembar Yubaba untuk mengembalikan barang yang di curi oleh Haku agar Haku bisa selamat. Resolusi atau ending film terjadi saat Chihiro berhasil menang dari tantangan yang di berikan Yubaba dan berhasil mengembalikan orang tuanya seperti semula.</p> 2023-10-07T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/daruma/article/view/6051 PENGGUNAAN BERSINONIM BUJI DAN ANZEN DALAM KORPUS DIGITAL 2023-03-18T17:49:26+08:00 Bastian Wiryo Prakoso Siahaan [email protected] Ni Wayan Meidariani [email protected] Ni Luh Gede Meilantarii [email protected] <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkaji makna <em>buji</em> dan <em>anzen</em> ditinjau dari penggunaan kalimat bahasa Jepang pada korpus digital. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semantik kontekstual H. Abdul Chaer. Data yang digunakan dalam penulisan artikel diperoleh dari situs kumpulan wacana online berbahasa Jepang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa <em>buji</em> memiliki leksem 'selamat' ketika menunjukkan kekhawatiran dan kelegaan seorang pada benda hidup atau benda mati yang telah mengalami sesuatu, Kemudian leksem <em>anzen</em> dapat berarti 'aman' bila digunakan untuk menerangkan dan mendeskripsikan suatu objek berupa benda dalam penggalan suatu kalimat.</p> 2023-10-07T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/daruma/article/view/6182 AFIKSASI VERBA TRANSITIF BAHASA AINU 2023-04-17T14:31:32+08:00 I Made Vikananda Satrya Wibawa [email protected] Ni Wayan Meidariani [email protected] Anak Agung Ayu Dian Andriyani [email protected] <p>Artikel ini membahas mengenai proses-proses morfologis afiksasi yang terjadi pada verba transitif bahasa Ainu dan makna verba transitif bahasa Ainu sebelum dan sesudah mengalami proses afiksasi. Teori yang digunakan dalam artikel ini adalah teori proses morfologis afiksasi yang menyatakan bahwa Afiks merupakan bentukan linguistik yang terikat baik secara morfologis maupun secara semantis. Keberadaan afiksasi pada sebuah kalimat biasanya selalu melekat pada bentuk dasar. Proses morfologis afiksasi melibatkan komponen (1) Bentuk dasar, (2) alat pembentuk, (3) makna gramatikal, (4) hasil proses pembentukan. Menurut chaer jenis-jenis afiks dibagi menjadi 4, yaitu prefiks, infiks, sufiks dan konfiks. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode kepustakaan dan teknik simak kemudian di catat dan mengklasifikasikan data. Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan teknik 1) menganalisis data, 2) pendeskripsian dan 3) penarikan kesimpulan. Serta metode penyajian hasil analisis data adalah secara informal. Analisis data pada 24 cerita rakyat suku Ainu baik berupa naskah maupun rekaman suara oleh museum dan taman nasional suku Ainu upopoi ini menghasilkan total 18 data mengenai verba transitif bahasa Ainu</p> 2023-10-07T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/daruma/article/view/6253 MAJAS PERBANDINGAN LAGU BERBAHASA JEPANG 2023-04-29T13:25:26+08:00 Dance Wamafma [email protected] Sri Iriantini [email protected] Jennifer Sutanto [email protected] <p><em>One of the function of languages are to express emotion. The statement, emotion, the way of thinking is not often poured into a literature especially in songs, poetry, novel, and other literature. In making song, language that is often used is more beautiful, because it is focuses on an emotional aspect, so that the meaning of the song is delivered accurately. This research raises the theme of comparative learning in songs popularized by Ayumi Hamasaki using semantic studies. The problem in this research will be discussed with the stylistic theory, so that the reader can capture the feelings and goals set forth by the author. While semantic theory is used to understand the meanings implied in the lyrics of her songs. In a musical piece, surely song writer has their own colors and shape or characteristic that make the piece unique and liked and also makes the listener feel the power of the language in it.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: language, stylistic, songs, theme, semantics</em></p> <p><strong> </strong></p> 2023-10-07T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/daruma/article/view/6911 REPRESENTASI OJIGI DALAM FILM HUJAN BULAN JUNI KARYA HESTU SAPUTRA (KAJIAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES) 2023-06-28T20:01:11+08:00 Erika Selphie Damayanti [email protected] Ali Imron [email protected] <p>Tahun 2017, Hestu Saputra sebagai sutradara mengadopsi novel Hujan Bulan Juni menjadi film dengan judul yang sama berdurasi 96 menit. Film tersebut bercerita tentang kisah cinta Pingkan dan Sarwono. Tokoh pendamping lainnya bernama Katsuo, dihadirkan sebagai pemuda asal Jepang yang menyukai Pingkan. Dalam film, terdapat budaya Jepang sebab kehadiran tokoh Katsuo dan latar tempat di Jepang yaitu Hokkaido. Berangkat dari hal tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis dan merepresentasikan makna <em>ojigi</em> atau budaya membungkuk Jepang pada film Indonesia Hujan Bulan Juni. Teori yang digunakan untuk analisis adalah semiotika Roland Barthes tentang makna denotasi, konotasi, dan mitos. Sementara teori <em>ojigi</em> yang digunakan berdasarkan penelitian Piri dan Mulyadi tentang <em>ojigi</em>. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan metode simak-catat dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan ada 9 adegan dengan 21 tanda <em>ojigi</em> yang dilakukan oleh Pingkan, Katsuo, dan beberapa tokoh figuran lain berupa <em>ojigi </em>5̊, 15̊, 20̊, 30̊, dan 45̊. Makna denotasi-konotasi berupa salam sapa atau perpisahan, adat saat memasuki kuil, ungkapan terima kasih, kesan akrab, menghargai dan menghormati, persembahan terhadap dewa, sopan santun, penyambutan tamu, dan sikap rendah hati. Penemuan makna mitos secara tersirat yaitu berupa sikap ramah dan bersahabat, keakraban berdasarkan konsep <em>uchi-soto</em> Jepang yang menyebabkan interaksi secara informal, memberi tanpa pamrih, hubungan timbal balik antara agama dan budaya Jepang, menghargai dan menaati budaya tempat yang didiami atau dikunjungi, serta mau selalu belajar (prinsip <em>Shokunin</em>).</p> 2023-10-07T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/daruma/article/view/7456 STRUKTUR PUISI DAN KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI DALAM LIRIK LAGU KARYA FUNKY MONKEY BABYS 2023-08-19T14:56:54+08:00 I Putu Dipa Pranata Susila [email protected] Anak Agung Ayu Dian Andriyani [email protected] Made Henra Dwikarmawan Sudipa [email protected] <p style="font-weight: 400;"> This study aims to describe the structure and indirectness of any expressions contained in the lyrics of the song Funky Monkey Babys. The theory used in this study is a theory related to research, including the theory of the structure of poetry and the theory of semiotics. The research method used is a qualitative descriptive method. In this thesis the data are in the form of song lyrics Ato Hiotsu, Mou Kimi Ga Inai, Tabidachi, Namida, and Taisetsu. The data were analyzed using the theory of poetry structure and the theory of indirectness of expression. The results obtained from this research are; in the structure of the poetry of the songs Ato Hiotsu, Mou Kimi Ga Inai, Tabidachi, Namida, and Taisetsu found diction, figure of speech, and imagery with the theme of love, and the message don't give up. In the discontinuity of the expressions in the songs Ato Hiotsu, Mou Kimi Ga Inai, Tabidachi, Namida, and Taisetsu found a change in meaning and the Blank symbol which is more widely used.</p> <div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Keywords: Structure, Song, Lyrics, Unsustainability of Expression</p> </div> </div> </div> 2023-11-24T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/daruma/article/view/7455 MAKNA KESEDIHAN PADA KUMPULAN LIRIK LAGU KARYA GRUP MUSIK YOASOBI (KAJIAN SEMANTIK) 2023-08-19T13:31:16+08:00 Alvin Jonathan Sugiarto [email protected] Anak Agung Ayu Dian Andriyani [email protected] Betty Debora Aritonang [email protected] <p><br />Bahasa digunakan untuk mengungkapkan ekspresi manusia baik dalam sebuah tulisan maupun lisan. Ungkapan ekspresi tersebut berdasarkan pada pemikiran, pendapat, perasaan, juga pengalaman yang berbentuk imajinatif yang disebut sebuah karya sastra. Contoh dari karya sastra adalah: mite, dongeng, dan lagu. Lagu merupakan bagian karya sastra yang memiliki unsur keindahan pada liriknya, memiliki pesan baik secara implisit maupun eksplisit kepada para pendengar. Pada penelitian ini penulis hanya memfokuskan pembahasan pada unsur kesedihan pada 5 judul lagu yang dibawakan oleh grup musik Yoasobi, antara lain: Yoru ni Kakeru, Tabun, Ankooru, Harujion, dan Gunjou melalui kajian semantik. Penelitian semantik dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari tentang makna dan perubahan makna antara makna satu dengan lainnya yang terdapat pada suatu karya sastra. Dalam penelitian ini penulis dapat menemukan makna kesedihan pada lagu tersebut dengan kajian semantik, yang dapat di tarik kesimpulan, setiap karya sastra memiliki ekspresi dalam penciptaannya, baik dari pengalaman penyair, imajinasi, dan buah fikiran.</p> <p>Kata kunci: Bahasa, Lagu, Makna Kesedihan, Kajian Semantik</p> 2023-11-25T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang