ANALISIS PERBANDINGAN DONGENG ISSUNBOUSHI DAN SI KELINGKING

Penulis

  • Yoga Arisaputra I Made Universitas Mahasaraswati
  • Ni Luh Gede Meilantari Program Studi Sastra Jepang Fakultas Bahasa Asing Universitas Mahasaraswati Denpasar

Kata Kunci:

analisis

Abstrak

Penelitian ini membahas unsur budaya dalam dongeng Si Kelingking dari Indonesia dan Issunboushi dari Jepang, dengan fokus pada sistem organisasi sosial, mata pencaharian, kesenian, religi, bahasa, dan sistem teknologi. Pendekatan kualitatif deskriptif digunakan untuk menganalisis persamaan dan perbedaan kedua dongeng tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Si Kelingking menonjolkan organisasi sosial berbasis keluarga dan kerajaan, serta menggambarkan keberagaman mata pencaharian melalui bertani dan berburu. Sebaliknya, Issunboushi lebih terfokus pada pertanian sebagai sumber penghidupan. Dalam kesenian, Si Kelingking menampilkan kenduri perkawinan yang mencerminkan nilai kolektif masyarakat, sementara Issunboushi memperlihatkan kenjutsu (seni bela diri) dan waka (puisi klasik), yang menonjolkan nilai-nilai filosofis. Dari segi religi, Si Kelingking mencerminkan kepercayaan tradisional berbasis mitos dan alam, sedangkan Issunboushi dipengaruhi ajaran Buddha dengan penekanan pada moralitas dan spiritualitas. Perbedaan lain terlihat pada penggunaan bahasa, di mana Si Kelingking menggunakan bahasa Indonesia dengan pengaruh Melayu, sedangkan Issunboushi menggunakan bahasa Jepang sehari-hari. Dalam hal teknologi, Si Kelingking menampilkan unsur sederhana seperti pakaian "kerusung," pemukiman desa, dan kuda, sementara Issunboushi menonjolkan sokutai, goten, dan gerobak sapi yang lebih kompleks. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kedua dongeng mencerminkan nilai budaya lokal yang unik, sekaligus menunjukkan bagaimana unsur kebudayaan universal dapat diadaptasi sesuai konteks sosial, geografis, dan historis masing-masing masyarakat.

Kata Kunci: Analisis, perbandingan, dongeng, Si Kelingking, Issunboushi

Referensi

Danandjaja, James. (2002). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain. Jakarta: Pustaka Utama Graffiti.

Endraswara, Suwadi. (2010). Metodologi Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Bukupop.

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: AKSARA BARU.

Moleong, L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. (2013). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ponpon Akademi. (2015, Desember 1). INCH BOY (JAPANESE) Japanese classical stories | fairy tale. Diambil dari YouTube.

Sumardjo, Jakob & Saini. (1997). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wicaksono, Kent Riecho. (2015). Dongeng Si Kelingking (Indonesia) dan Dongeng Issunboushi (Jepang) Kajian Perbandingan Struktural. E-Journal Undip.

Yusuf, Muhamad. (2013). Hakikat Sastra Nusantara dan Pengaruhnya terhadap Sastra Modern dan Kontemporer. Diakses dari Scribd.

Diterbitkan

2025-09-30