Kajian Etnofarmasi Kelompok Masyarakat Banjar Subamia Kelong Tabanan Bali

Penulis

  • Reni Perayanthi a:1:{s:5:"id_ID";s:34:"Universitas Mahasaraswati Denpasar";}
  • Ni Luh Kade Arman Anita Dewi Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • I Gede Made Suradnyana Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • Putu Era Sandhi Kusuma Yuda Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • Erna Cahyaningsih Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • Maria Malida Vernandes Sasadara Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • Milyadi Sugiyanto Universitas Mahasaraswati Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.36733/usadha.v3i2.7369

Kata Kunci:

etnofarmasi, tanaman obat, subamia kelong

Abstrak

Etnofarmasi merupakan bagian dari ilmu farmasi yang mencakup pemahaman tentang tanaman obat yang digunakan dan mempelajari bagaimana komunitas etnis atau masyarakat tertentu menggunakan obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional diantaranya indikasi, bagian tanaman, cara pengolahan dan cara penggunaan. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode survei atau pengamatan secara langsung di lapangan dan wawancara. Berdasarkan penelitian etnofarmasi yang telah dilakukan di banjar Subamia Kelong diperoleh secara umum 20 jenis tanaman yang berada di wilayah banjar Subamia kelong. Dimana bagian tanaman yang digunakan adalah daun 60%, batang 15%, rimpang 15% dan buah 10%. Cara pengolahan tumbuhan dengan frekuensi yang tinggi adalah dengan cara direbus, yakni sebesar 60%. Cara penggunaan tanaman etnofarmasi yang sering dimanfaatkan adalah dengan cara diminum yaitu sebesar 65%, dan indikasi yang sering digunakan pada tanaman obat adalah untuk mengatasi masalah persendian, seperti nyeri otot dan asam urat (25%).

Kata Kunci: etnofarmasi, tanaman obat, subamia kelong

Referensi

Ismiyanti N, Diana AM. Studi Etnofarmasi Tumbuhan Obat di Desa Pecoro Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember. VEKTOR J Pendidikan IPA. 2022 Jan 9;2(2):106–16.

Oktoba Z. Studi Etnofarmasi Tanaman Obat Untuk Perawatan dan Penumbuh Rambut Pada Beberapa Daerah di Indonesia. J Jamu Indones. 2018 Nov 30;3(3):81–8.

Rubangi HA, Krisnawati, Rahayu AA. Preservation Efforts of Pranajiwa (Euchresta Horsfieldii (Lesch.) Benn.) Based on Tri Hita Karana by Balinese Community. J Wasian. 2022 Jun 30;9(1):48–62.

Arsana IN. Keragaman Tanaman Obat dalam Lontar “Taru Pramana” dan Pemanfaatannya untuk Pengobatan Tradisional Bali. J Kaji Bali J Bali Stud. 2019 Apr 27;9(1):241.

Mustofa FI, Rahmawati N. Studi Etnofarmakologi Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Penyehat Tradisional untuk Mengatasi Diare di Sulawesi Selatan. J Tumbuh Obat Indones. 2019 Feb 22;11(2):17–32.

Haryanti I, Munandar A, Ilham I, Yusuf M, Muhajirin M, Jaenab J. Pemanfaatan Potensi Kunyit di Desa Raba Wawo Menjadi Jamu Kunyit Asam Sebagai Minuman Sehat dan Kekinian. J Terap Abdimas. 2022 Jan 31;7(1):114.

Mariani R, Qowiyyah A, Fitriyanti I. Studi Etnofarmakognosi- Etnofarmakologi Tumbuhan Sebagai Obat di Kampung Naga Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. J Farm Galen. 02(01).

Shan CY, Iskandar Y. Studi Kandungan Kimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kunyit (Curcuma longa L.). Farmaka. 2018;16(2):547–55.

Unduhan

Diterbitkan

31-08-2024