Kajian Etnofarmasi Kelompok Masyarakat Banjar Subamia Kelong, Tabanan Bali
DOI:
https://doi.org/10.36733/usadha.v3i2.7369Kata Kunci:
etnofarmasi, tanaman obat, subamia kelongAbstrak
Bali kaya akan budaya dan tradisi yang telah diturunkan dari generasi ke genarasi, khususnya dalam aspek etnofarmasi sebagai media pengobatan tradisional. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aplikasi aspek etnofarmasi tanaman herbal sebagai obat tradisional meliputi bagian tanaman, cara pengolahan, indikasi, dan cara penggunaan tanaman herbal pada Banjar Subamia Kelong ,Tabanan, Bali. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survei, pengamatan secara langsung di lapangan, dan wawancara. Penelitian ini mengidentifikasi 20 jenis tanaman yang umumnya digunakan oleh masayarakat di banjar Subamia Kelong. Dengan bagian tanaman yang umumnya digunakan adalah daun (60%), batang (15%), rimpang (15%) dan buah (10%). Mayoritas tanaman diolah dengan cara direbus (60%). Tanaman obat tersebut mayoritas digunakan dengan cara diminum (65%), dan dengan indikasi yang umum adalah untuk mengatasi masalah persendian, seperti nyeri otot dan asam urat (25%).
Referensi
[1] Ismiyanti N, Diana AM. Studi Etnofarmasi Tumbuhan Obat di Desa Pecoro Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember. VEKTOR J Pendidikan IPA. 2022 Jan 9;2(2):106–16.
[2] Oktoba Z. Studi Etnofarmasi Tanaman Obat Untuk Perawatan dan Penumbuh Rambut Pada Beberapa Daerah di Indonesia. J Jamu Indones. 2018 Nov 30;3(3):81–8.
[3] Rubangi HA, Krisnawati, Rahayu AA. Preservation Efforts of Pranajiwa (Euchresta Horsfieldii (Lesch.) Benn.) Based on Tri Hita Karana by Balinese Community. J Wasian. 2022 Jun 30;9(1):48–62.
[4] Arsana IN. Keragaman Tanaman Obat dalam Lontar “Taru Pramana” dan Pemanfaatannya untuk Pengobatan Tradisional Bali. J Kaji Bali J Bali Stud. 2019 Apr 27;9(1):241.
[5] Mustofa FI, Rahmawati N. Studi Etnofarmakologi Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Penyehat Tradisional untuk Mengatasi Diare di Sulawesi Selatan. J Tumbuh Obat Indones. 2019 Feb 22;11(2):17–32.
[6] Haryanti I, Munandar A, Ilham I, Yusuf M, Muhajirin M, Jaenab J. Pemanfaatan Potensi Kunyit di Desa Raba Wawo Menjadi Jamu Kunyit Asam Sebagai Minuman Sehat dan Kekinian. J Terap Abdimas. 2022 Jan 31;7(1):114.
[7] Mariani R, Qowiyyah A, Fitriyanti I. Studi Etnofarmakognosi- Etnofarmakologi Tumbuhan Sebagai Obat di Kampung Naga Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. J Farm Galen. 02(01).
[8] Shan CY, Iskandar Y. Studi Kandungan Kimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kunyit (Curcuma longa L.). Farmaka. 2018;16(2):547–55.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Penulis

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.