PRINSIP KERJA SAMA GRICE DALAM INTERAKSI LISAN GURU DAN SISWA SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 7 DENPASAR
Keywords:
Prinsip Kerja Sama Grice, Interaksi Lisan, Pembelajaran Bahasa IndonesiaAbstract
This study examines the application of the principle of Grice's cooperation in oral interaction between teachers and students and its implications for Indonesian language learning in grade VIII.3 of SMP Negeri 7 Denpasar. Using a descriptive qualitative approach, this study aims to identify the forms of compliance and violation of the Grice principle of cooperation, the factors that cause it, strategies to reduce violations, and its implications for learning. Data is collected through observation, interviews, documentation, and recordings. The results of the study showed that there was compliance and violation of the four maxims of the Grice cooperation principle. Influencing factors include understanding the context, desire to communicate effectively, adequate knowledge, and limited understanding and desire to avoid topics. Strategies to reduce violations include communication training, increased contextual awareness, and the use of clear language. The implications of this study provide insights to improve the quality of interaction and effectiveness of Indonesian learning in the classroom.
Abstrak
Penelitian ini mengkaji penerapan prinsip kerja sama Grice dalam interaksi lisan antara guru dan siswa serta implikasinya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII.3 SMP Negeri 7 Denpasar. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi wujud pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama Grice, faktor-faktor penyebabnya, strategi untuk mengurangi pelanggaran, serta implikasinya terhadap pembelajaran. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan rekaman. Hasil penelitian menunjukkan adanya pematuhan dan pelanggaran terhadap keempat maksim prinsip kerja sama Grice. Faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi pemahaman konteks, keinginan berkomunikasi efektif, pengetahuan yang memadai, serta keterbatasan pemahaman dan keinginan menghindari topik. Strategi untuk mengurangi pelanggaran mencakup pelatihan komunikasi, peningkatan kesadaran konteks, dan penggunaan bahasa yang jelas. Implikasi penelitian ini memberikan wawasan untuk meningkatkan kualitas interaksi dan efektivitas pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas.
References
Achsani, F. (2019). Pematuhan Dan Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dalam Komunikasi Siswa-Siswi Man 1 Surakarta. Tarling: Journal of Language Education, 2(2).
Ahya, A. S., Subakti, H., & Surotin, S. (2022). Pematuhan maksim kuantitas Grice pada tuturan guru dalam interaksi kelas Bahasa Indonesia di MI Al-Adnani Kayangan Diwek Jombang. Linguista: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya.
Citra, Y. (2021). Alasan Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Grice dalam Program Mata Najwa di Trans 7. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 7(2), 437- 448.
Elfianora, H. (2023). Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa. In Sastra Indonesia dan Daerah (Vol. 13, Issue 2).
Fatin, Farhanan. (2020). Penggunaan Prinsip Kerja Sama Grice Dalam Acara Hitam Putih “Pahlawan Veteran Indonesia”. JURNAL KONFIKS, 7(2), 1-8.
Fauzan, A. R. (2023) Pematuhan dan Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dalam Kanal YouTube Sport77 Official pada Konten Sportcast77 serta Relevansinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP (Bachelor's thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Haris, I. (2021). "Strategi Meningkatkan Keterampilan Komunikasi." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 8(4), 40
Hasanah, D. N., Maulidia, G., & Mahan, N. R. (2021). Komunikasi Organisasi Pendidikan. Academia.edu.
Rahardi, K. R. (2005). Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Erlangga.
Rahayu, T. (2020). Pentingnya Keterampilan Komunikasi dalam Kehidupan Sehari- hari. Jurnal Sosial.
Santosa, E. (2022). "Konteks Situasional dalam Prinsip Kerja Sama Grice." Jurnal Linguistik dan Sastra, 8(2), 60-70.
Suharto, T. (2023). "Motivasi Belajar dan Implikasinya pada Interaksi Lisan Siswa." Jurnal Psikologi Pendidikan, 9(1), 29-38