Analisis Kelayakan Investasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng
DOI:
https://doi.org/10.36733/jikt.v11i2.5354Keywords:
Analisis, SPAM, layak sumber, layak kontinuitas, layak finansialAbstract
Penyediaan air minum di Kabupaten Buleleng dilakukan melalui Sistem Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Sistem Swakelola Masyarakat dalam bentuk Lembaga Unit Pengelola Sarana atau Kelompok Pengelola Sarana (UPS/KPS) ditingkat desa/kelompok. Namun di beberapa tempat di daerah Kabupaten Buleleng layanan PDAM Buleleng belum bisa memberikan pelayanan karena disebabkan oleh topografi wilayah kabupaten Buleleng yang berbukit, pemukiman penduduk yang menyebar dan potensi sumber air yang tidak merata. Desa wanagiri merupakan salah satu desa yang belum terlayani oleh PDAM Buleleng. Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan Analisis yang bertujuan untuk mengetahui Kelayakan Sistem Penyediaan Air Minum yang nantinya diharapkan dapat menjadi acuan maupun alternatif dalam pemenuhan kebutuhan air di Desa Wanagiri. Penelitian ini mengumpulkan data yang berupa Data Sekunder berupa Peta Wilayah, Jumlah penduduk, Harga satuan upah dan bahan bangunan serta harga pompa dan perpipaan, sedangkan data primer yang digunakan yaitu debit air, letak Broncaptering, letak Reservoir Transmisi, letak Reservoir Distribusi, Beda tinggi (head), Letak rumah pompa dan Panjang pipa. Data diolah menggunakan metode analisis Benefit Cost Ratio (BCR), Nett present value (NPV) dan Internal Rate Return (IRR). Hasil Penelitian menunjukkan Sumber air yang ada di Desa Wanagiri Kecamatan Sukasada layak untuk memenuhi kebutuhan air saat ini sampai dengan 10 tahun kedepan dari perbandingan debit tersedia dengan debit kebutuhan terdapat surplus sebesar 0,57 l/dt pada tahun awal (2020) dan surplus sebesar 0,11 l/dt pada akhir tahun proyeksi (2030). Jika mengacu pada harga air PDAM Kabupaten Buleleng sebesar Rp. 2.130 / m3 diperoleh nilai BCR lebih kecil dari 1 (0,14 < 1), nilai NPV bernilai negatif sebesar - Rp. 1.478.138.750 dan IRR < MARR (7,3% < 8,2%) sehingga sistem pompa yang direncanakan tidak layak secara finansial. Setelah dilakukan penyesuaian harga air dengan harga air sebesar Rp. 3.500 / m3 diperoleh nilai BCR lebih besar dari 1 (4,8 > 1), nilai NPV bernilai positif sebesar Rp. 6.582.216.530 dan IRR > MARR (8,8% > 8,2%) sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem pompa yang direncanakan layak secara finansial.