Rasio Antara Biaya dan Waktu Pekerjaan Pondasi Bore Pile dengan Pondasi Tiang Pancang
(Studi Kasus: Proyek Jembatan di Jalan Gunung Sari Peliatan Kabupaten Gianyar)
DOI:
https://doi.org/10.36733/jikt.v14i1.11532Keywords:
Biaya, Waktu, Pondasi Bore Pile, Pondasi Tiang PancangAbstract
Jembatan merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat penting dalam mendukung mobilitas manusia dan distribusi barang. Dalam perencanaan konstruksi jembatan, pemilihan metode pondasi memiliki peran yang sangat krusial, terutama jika kondisi lahan di lokasi proyek berkontur serta akses menuju lokasi terbatas. Pemilihan metode pondasi yang tepat tidak hanya memengaruhi stabilitas struktur, tetapi juga efisiensi biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan struktur bawah. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dan membandingkan kebutuhan biaya serta durasi waktu dari masing-masing jenis pondasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan antara pondasi bore pile dan pondasi tiang pancang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan data sekunder seperti gambar kerja, volume pekerjaan, RAB proyek, dan jadwal pelaksanaan (time schedule) untuk metode bore pile. Sementara itu, untuk metode tiang pancang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan konsultan perencana serta informasi terkait harga dan produktivitas alat excavator drop hammer dari subkontraktor. Berdasarkan hasil analisis, biaya pondasi bore pile tercatat sebesar Rp540.686.616,00 dengan waktu pelaksanaan 42 hari. Adapun biaya pondasi tiang pancang mencapai Rp686.318.566,00 dengan waktu pelaksanaan 50 hari, maka biaya pondasi bore pile setara dengan 78,77% dari total biaya pondasi tiang pancang. Jadi selisih persentase sebesar 21,23%, yang menunjukkan bahwa pondasi bore pile lebih efisien sebesar Rp 145.631.950,00. dibandingkan dengan pondasi tiang pancang, Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pondasi bore pile setara dengan 84% dari total waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan pondasi tiang pancang. Artinya dapat selisih sebesar 11% yang menunjukkan bahwa pelaksanaan pondasi bore pile lebih cepat lagi 8 hari dibandingkan dengan pondasi tiang pancang.
References
Aulady, M., & Orleans, C. (2016). Perbandingan Durasi Waktu Proyek Konstruksi antara Metode Critical Path Method (CPM) dengan Metode Critical Chain Project Mangement (Studi kasus: Proyek pembangunan Apartemen Menara Rungkut). IPTEK, 20/1.
Bambang, S. (2015). Rekayasa Pondasi: teori dan penyelesaian.
Juansyah, Y., Oktarina, D., & Zulfiqar, M. (2017). Analisis Perbandingan Rencana Anggaran Biaya Bangunan Menggunakan Metode SNI dan BOW. Jurnal Rekayasa, Teknologi, Dan Sains, 1(1), 1–3.
Kurniawan, R. I., Ridwan, A., Winarto, S., & Candra, A. I. (2019). PERENCANAAN PONDASI TIANG ( Studi Kasus HOTEL MERDEKA TULUNGAGUNG ). 2(1), 144–153.
Pesiwarissa, R. M., Siahaya, V. T., & Hukom, E. (2022). Analisis Rencana Anggaran Biaya Pada Penggantian Jembatan Wai-Wei Kabupaten Seram Bagian Barat. Jurnal Simetrik, 12(1), 549–552. https://doi.org/10.31959/js.v12i1.1065
Sri Mahapatni, I. A. P., Putra, C., & Murwanta, K. E. (2022). Analisis Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek dengan Metode Earned Value Pada Proyek Pembangunan Jembatan Pangkung Dalem Ruas Jalan Gitgit-Wanagiri. Jurnal Ilmiah Kurva Teknik, 11(2), 17–25. https://doi.org/10.36733/jikt.v11i2.5424
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian &Pengembangan Research and Development. Alfabeta.
Sulaiman, M., Munirwansyah, & Azmeri. (2017). Analis Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Ditinjau Dari Waktu Pelaksanaan di Provinsi Aceh. Jurnal Teknik Sipil, 1, 405–418.
Tumimomor, J. E. ., Manalip, H., & Mandagi, R. . (2014). Analisis Resiko Pada Konstruksi Jembatan Di Sulawesi Utara. Jurusan Arsitektur, 6/2, 235–241.