Persepsi Petani Mengenai Program Ekowisata Subak Sembung Sebagai Subak Lestari Untuk Mendukung Pertanian Berkelanjutan

Authors

  • Ni Gst Ag Gde Eka Martiningsih Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • Putu Fajar Kartika Lestari Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • Antonius Padua Jat Universitas Mahasaraswati Denpasar

Keywords:

Ecotourism, Subak Sembung, Sustainable Agriculture, Natural Resources Management

Abstract

Ecotourism is an approach that combines environmental conservation with sustainable tourism activities. As an effort to preserve land, ecotourism plays an important role in maintaining ecosystem sustainability, raising environmental awareness, and providing economic benefits to local communities. Subak Sembung is one of sustainable subak for ecotourism program in Denpasar Regency, with concept involves the wise management of natural resources, minimizing negative environmental impacts, and actively involving communities in tourism activities. The objective of this study is to understand farmers' perceptions of the sustainable Subak ecotourism program implemented in Subak Sembung and to identify the challenges faced in its implementation. Respondents were determined using a purposive sampling method, specifically selecting active farmers with their own land, totaling 35 farmers. The research method used was descriptive with Likert Scale analysis. The results showed that farmers strongly support this program, with an average percentage of 89.49%, categorized as very high or strongly agree. This is because every evaluated aspect achieved high average percentages: socio-cultural aspects (92.86%), environmental aspects (92%), institutional aspects (90.3%), technical aspects (87.3%), and economic aspects (85%). This study also identified challenges, both internal, such as limited capital, and external, such as insufficient policy support from the government

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anggraini, F., A, Suryanto., dan N, Aini. 2013. Sistem Tanam Dan Umur Bibit Pada Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Inpari 13. Jurnal Produksi Tanaman 1(2): 52-60

Damanik J, Weber HF. (2006) Perancanaan Ekowisata Dari Teori Ke Aplikasi, Yogyakarta, Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM dan Andi Press.

Darma, I. G. K. I. P., Widana, I. K. A., Kristina, N. M. R., Nuriawan, I. N. A., Ariputra, I. P. S., Nirmalayani, I. A., & Risadi, M. Y. (2023). “Green Movement” di Ekowisata Subak Sembung Desa Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar. Sevanam: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 150-158.

Fauzi, A. (2016). Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Program Ekowisata Berbasis Komunitas. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Febriantini, K. T., Indriani, N. K., Kusuma, B. O., & Yuniari, N. K. Y. (2019). Sinergitas Pemerintah Desa dan Kelembagaan Lokal Subak dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Subak Sebagai Warisan Budaya Dunia (Studi Kasus: Subak Jatiluwih, Kabupaten Tabanan). Spirit Publik: Jurnal Administrasi Publik, 14(2), 189-202.Firmanto, B. H. 2011. Sukses Bertanam Padi Secara Organik. Bandung: Angkasa. IFOAM. 2008. The Worl of Organic Agriculture-Statistics & Emerging Trends 2008.

Gede, P. (2017). Peluang Ekowisata sebagai Sumber Pendapatan Alternatif bagi Masyarakat Pedesaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Kardana, P. P. I. W., Lestari, P. F. K., & Pratiwi, L. P. K. (2023). Peran Subak Dalam Optimalisasi Pengembangan Agrowisata Subak Kualon di Desa Sidan Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar. Jurnal Sutasoma, 1(2), 120-132.

Kartini, Ni Luh. (2015). "Climate Change Adaptation Strategies in Traditional Irrigation Systems in Bali." Environmental Science and Policy.

Kementerian ATR/BPN. (2010). "Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang." Jakarta: Kementerian ATR/BPN.

Khush, G. S. (2005). "What it will take to Feed 5.0 Billion Rice consumers in 2030." Plant Molecular Biology, 59, 1-6

Kumarananda, I, G, V. 2022. Asal Mula Sistem Subak di Bali. Diunduh dari: https://distanpangan.baliprov.go.id/wp-content/uploads/2022/06/1.-History-of-Subak-Indonesia.pdf.

Lansing, J. S., & Kremer, J. N. (2009). Emergent properties of Balinese water temple networks: Coadaptation on a rugged fitness landscape. American Anthropologist, 95(1), 97-114.

Nasution. R. 2015. Kajian Variabel Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Petani. Karangan. USU.Medan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33, 2009, Pedoman Pengembangan Ekowisata Daerah, Mendagri, Jakarta

Pitana, I. G. (2014). "Zonasi Lahan dan Peraturan Penggunaan Lahan di Bali." Jurnal Tata Ruang, 8(1), 45-56

Pramesti, i. G. A. W., & Suamba, I. K. (2020). Persepsi Petani terhadap Penetapan Subak Anggabaya Sebagai Subak Lestari di Kota Denpasar. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata E-ISSN, 2685, 3809.

Pratiwi, Y. S., Chaniago, R., Rosida, R., Sanjaya, Y. A., Yulistiani, R., dan Swasono, M. A. H. (2023). PENGANTAR ILMU GIZI: Pemahaman tentang Nutrisi dan Kesehatan. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Rahmadani, S. 2017. Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Padi Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Di Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. Skripsi. Universitas Islam Alauddin Makasar. Makasar

Rachmawatie, SJ., J. Sutrisno, W.S. Rahayu, L. Widiastuti. (2020). Mewujudkan Ketahanan Pangan melalui Implementasi Sistem Pertanian Terpadu Berkelanjutan. Plantaxia. Yogyakarta. 159 h.

Sitorus, S. R. P. (2008)."Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Lingkungan Hidup." Jurnal Agraria, 4(2), 45-52.

Suastika, I. B. (2018). Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata Berkelanjutan di Bali. Bali Studies in Interdisciplinary Studies, 6(1), 20-35.

Suardana, I. B. (2016). Efektivitas Peraturan dalam Mendukung Kohesi Organisasi Komunitas Tradisional. Denpasar: Pustaka Bali Mandara.

Sukmana, D. (2011). "Keanekaragaman Hayati dan Alih Fungsi Lahan." Jurnal Ekologi, 7(3), 133-140.

Sugiyono.2010. Statistik Deskriptif untuk Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Ekonosia.

Sulaiman dan Rasmahwati, 2018. Hubungan Luas Lahan dan Tingkat Pendidikandengan Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi di Desa Topore KecamatanPapalang. Jurnal Agrifo [online]. Vol. 3, No.2: 8-13.

Sulistyawati, Devi Aryani. “Analisis Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan Di Kabupaten Cianjur”. Skripsi Sarjana, Jurusan Departemen Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan Dan Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Insitut Pertanian Bogor.Bogor.2014

Sumarmi. (2012). "Ketahanan Pangan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian." Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 6(1), 25-34

Surata, I. W., & Arnawa, I. K. (2015). Penerapan Konsep Tri Hita Karana dalam Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan di Bali. Jurnal Kajian Budaya, 9(2), 125-138.

Suryana A., S. Mardianto, K. Kariyasa dan I.P. Wardhana. 2009. Kedudukan Padi Dalam Perekonomian Indonesia dalam Padi, Inovasi Teknologi dan Ketahanan Pangan. Buku 1. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Hal 7- 31.

Suryani, N. (2018). Ekowisata Berbasis Masyarakat untuk Keberlanjutan Ekonomi Pedesaan. Denpasar: Pustaka Bali

Suryawan, I. B. (2016). "Penguatan Kelembagaan Subak dalam Program Subak Lestari." Jurnal Sosial dan Budaya, 11(3), 78-87

Suryawan, I. G. A. (2017). Pengelolaan Limbah Pertanian yang Berkelanjutan: Studi Kasus di Subak Bali. Denpasar: Udayana University Press.

Sutawan, N. (2004). Kerjasama Antar Petani dalam Sistem Irigasi Tradisional Subak di Bali. Jakarta: Penerbit LIPI, Sutawan, 2008. Organisasi dan Manajemen Subak di Bali, Pustaka bali Post, Denpasar. Sutawan, N. (2009). Subak: Sistem Irigasi Tradisional Bali dan Kearifan Lokal dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Suprayitno, M, A, A., Fatchiya, A., Harijati, S. 2018. Kapasitas Petani Pengelola Agrowisata di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jurnal Penyuluhan. Vol. 14 NO. 2 (2018).

Winarno, F.G, Ananto Kusuma, Surono. 2002. Pertanian dan Pangan Organik, Sistm dan Sertivikasi. M-Bio Press. Bogor.

Widiastuti, N. M., & Adnyana, I. B. (2023). Partisipasi Komunitas dalam Pengelolaan Ekowisata Subak di Bali. Jurnal Kearifan Lokal, 12(1), 78-91

Willer, H., & Lernoud, J. (Eds.). (2020). The World of Organic Agriculture: Statistics and Emerging Trends 2020. Research Institute of Organic Agriculture (FiBL) & IFOAM - Organics International.

Windia, W. (2012). "Insentif untuk Petani dalam Program Subak Lestari." Jurnal Pertanian Bali, 5(2), 21-30.

Windia, W., & Dewi, N. K. S. (2013). Tri Hita Karana sebagai Dasar Pelestarian Lingkungan di Bali. Denpasar: Udayana University Press.

Windia dan Wiguna A.A, 2013, Subak warisan Budaya Dunia, Udayana University Press. Denpasar

Wijayanti, P. U., & Windia, W. (2021). Implementasi filsafat tri hita karana untuk keberlanjutan subak anggabaya sebagai subak lestari di kota denpasar. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 46-60.

Yudana, I. W. (2018). "Pariwisata Berkelanjutan dan Nilai Ekonomi Subak di Bali." Jurnal Pariwisata, 15(4), 99-110

Downloads

Published

2024-10-30

How to Cite

Ni Gst Ag Gde Eka Martiningsih, Putu Fajar Kartika Lestari, & Antonius Padua Jat. (2024). Persepsi Petani Mengenai Program Ekowisata Subak Sembung Sebagai Subak Lestari Untuk Mendukung Pertanian Berkelanjutan. AGRIMETA : Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem, 14(2), 89–100. Retrieved from https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/agrimeta/article/view/10912