PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DALAM PEMANFAATAN IKAN HTS UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA NELAYAN

Authors

  • Ririn Irnawati Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
  • Dini Surilayani PUI PT Ketahanan Pangan – Inovasi Pangan Lokal, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
  • Ana Susi Mulyani Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Keywords:

added value, ikan HTS, olahan ikan, pendapatan, perempuan pesisir

Abstract

Tujuan dan ruang lingkup pengabdian ini adalah pemanfaatan ikan hasil tangkapan
sampingan (HTS) menjadi produk olahan yang memiliki added value. Ikan HTS
merupakan ikan non target yang ikut tertangkap pada alat tangkap. Jumlah ikan HTS di
Karangantu Kota Serang cukup besar, berkisar 25-74% dari total ikan hasil tangkapan
setiap alat tangkap. Ikan HTS hingga kini masih menjadi problem dan tantangan karena
masih minim pemanfaatan. Ikan HTS hanya dijual segar dengan harga murah, atau diolah
menjadi ikan asin, bahkan dibuang ketika harga anjlok, ditambah pandemic covid-19 yang
berlarut-larut. Solusi untuk memperbaiki permasalahan ikan HTS adalah pemanfaatan dan
pengolahan ikan HTS menjadi produk olahan. Metode yang digunakan adalah pelatihan
dan pendampingan secara langsung kepada mitra wanita nelayan, yaitu poklahsar
Dikranusa. Hasil penelitian menunjukkan pemberdayaan wanita pesisir berpotensi untuk
memanfaatkan ikan HTS menjadi produk olahan seperti ikan asap, pindang, kaki naga, dan
bakso ikan. Peran pemberdayaan diwujudkan dengan adanya perubahan dalam rumah
tangga yaitu jumlah penghasilan yang meningkat. Pengolahan ikan HTS menjadi produk
olahan mampu memberikan keuntungan yang lebih besar dibanding hanya dijual segar.
Nilai tambah dari produk olahan ikan mampu meningkatkan pendapatan perempuan pesisir
dan pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga nelayan.

Downloads

Published

2023-01-16

Issue

Section

Articles