DETEKSI SIDIK JARI WILAYAH DALAM UPAYA MENCIPTAKAN PENATAAN RUANG YANG BERKETAHANAN DAN BERKELANJUTAN
Keywords:
Daya dukung lingkungan, Ecological footprint, Ketahanan wilayah, Pembangunan berkelanjutan, Sosio-ekologiAbstract
Pembangunan sangat erat kaitannya dengan ruang dan manusia. Sebab ruang merupakan media di dalam pembangunan, sementara manusia merupakan pelaku di dalam ruang yang beraktifitas seirama dengan dinamika pembangunan. Pembangunan yang baik mengelola ruang dengan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal, demi menciptakan keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Akan tetapi yang terjadi, pembangunan hari ini telah melahirkan lahan terbangun yang mengalih fungsikan lahan pertanian, hutan, dan lahan bioproduktif lainnya. Sehingga dampak pembangunan telah menciptakan penurunan kondisi sumberdaya alam dan lingkungan, serta peningkatan jumlah penduduk miskin dikarenakan hilangnya mata pencaharian masyarakat yang dominan berada pada sektor pertanian. Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut dikarenakan pembangunan yang dilaksanakan cenderung hanya mempertimbangkan dimensi pertumbuhan ekonomi, sehingga mengabaikan dimensi sosial dan ekologi. Untuk itu, makalah ini bertujuan untuk menyusun model penataan ruang sebagai suatu instrument pembangunan, dalam upaya menciptakan ketahanan dan keberlanjutan wilayah dengan menggunakan metode deteksi sidik jari wilayah (fingerprint model). Model penataan ruang fingerprint adalah suatu metode menata ruang berbasis sosio-ekologi yang menganalisis hubungan sistem sosial penduduk dengan karakteristik sumberdaya alam dan lingkungan. Sehingga diharapkan, penataan ruang dapat menjadi suatu instrument pembangunan yang tidak hanya menciptakan investasi ekonomi, tetapi didalamnya juga terdapat investasi sosial yang didasarkan pada karakteristik sosial dan investasi lingkungan dengan berdasar kepada kondisi sumberdaya alam dan lingkungan. Teknik analisis yang digunakan diantaranya yaitu; (1) analisis ecological footprint yang menghitung nilai jejak ekologi (demand/) penduduk serta nilai biokapasitas (supply) penggunaan lahan, (2) analisis daya dukung lingkungan, (3) analisis tingkat keberlanjutan pengelolaan sumberdaya alam berdasarkan kondisi sistem sosio-ekologi penduduk, dan (4) analisis penentuan kebijakan berbasis sosio-ekologi.