POTRET BUDAYA BALI PADA IKLAN PARIWISATA BALI PASCA PANDEMI: KAJIAN SEMIOTIK

Abstract

Pandemi COVID 19 merupakan krisis kesehatan global dan tantangan terbesar yg dihadapi dunia setelah perang dunia ke-2. Pandemi ini lebih dari krisis kesehatan, pandemi ini juga telah menjadi krisis sosial ekonomi yg belum pernah terjadi sebelumnya dan tak seorang pun pernah menduganya. Pemerintah Bali sendiri menyatakan bahwa pariwisata Bali terdampak COVID-19 hingga 96%. Indonesian Tourism Industry (ITI) mencatat kerugian yang dialami sektor pariwisata di Bali mencapai 140 triliun. Dengan demikian baik pemerintah daerah maupun pihak swasta saat ini sedang berjuang untuk membangkitkan kembali denyut pariwisata Bali pasca pandemi, khususnya dengan mempromosikan nilai-nilai luhur budaya Bali yang merupakan pilar utama perkembangan pariwisata Bali. Masyarakat Bali dikenal memiliki beragam budaya yang unik yang tidak dapat ditemukan di belahan dunia manapun, seperti perayaan hari raya Nyepi, upacara Ngaben dan potong gigi, serta tradisi-tradisi unik lainnya. Hal ini pula yang menjadi magnet pulau Bali yang membuat orang-orang tertarik untuk menyaksikan bahkan mempelajari keunikan budaya Bali. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menelaah potret budaya Bali pada iklan pariwisata Bali pasca pandemi. Data diambil dari video iklan pariwisata Bali yang diproduksi dan dipublikasikan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali pada tahun 2021. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan dianalisis menggunakan metode kualitatif. Data dianalisis menggunakan teori Semiotik dari Barthes (2009) dan beberapa teori pendukung lainnya. Temuan awal dari penelitian ini menunjukan bahwa nilai-nilai budaya Bali direpresentasikan secara verbal maupun visual dengan sangat atraktif untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Bali.