PERSEPSI MAHASISWA INDONESIA TERHADAP MAHASISWA JEPANG PADA KEGIATAN PERTUKARAN BUDAYA (CULTURAL EXCHANGE)
Keywords:
Kata kunci: persepsi, komunikasi, lintas budayaAbstract
Globalisasi membuat interaksi dan komunikasi dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda, tidak dapat dihindari. Sehingga pemahaman terhadap kebudayaan orang lain atau negara lain menjadi sesuatu yang patut diperhatikan. Komunikasi lintas budaya terjadi ketika manusia dan budayanya berhubungan dengan manusia lain yang berasal dari budaya yang berbeda, berinteraksi dan bahkan saling mempengaruhi. Kajian komunikasi lintas budaya memiliki aspek penting, yakni bahasa. Bahasa digunakan oleh tiap individu untuk mengetahui mana kelompoknya dan mana kelompok orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah sesuatu yang tepat untuk menentukan identitas sosial seseorang. Komunikasi tidak hanya berguna untuk mendapatkan informasi dan memenuhi kebutuhan pribadi, namun juga berperan penting dalam menentukan dan mendefinisikan identitas sosial. Tulisan ini mencoba meneliti tentang persepsi mahasiswa Indonesia, yang berada di lingkungan Program Studi Sastra Jepang Universitas Mahasaraswati Denpasar yang terlibat dalam kegiatan cultural exchange (kouryukai) terhadap mahasiswa Jepang. Persepsi mahasiswa bisa berupa stereotip maupun prasangka. Penelitian ini menggunakan strategi transformative konkuren. Data kualitatif berupa interview atau wawancara dilakukan kepada mahasiswa Indonesia yang mengikuti program cultural exchange. Wawancara yang dilakukan terkait dengan persepsi mahasiswa Indonesia terhadap mahasiswa Jepang. Dalam konteks persepsi terhadap mahasiswa Jepang, mahasiswa Indonesia mempelajari stereotip mahasiswa Jepang dari interaksi kakak kelas yang sudah terlebih dahulu mengikuti program cultural exchange. Gambaran dan representasi di media, baik cetak, elektronik dan internet juga membentuk keyakinan mahasiswa Indonesia terhadap orang Jepang. Pada praktiknya, stereotip dan prasangka yang terbentuk melalui media dapat lebih kuat karena diasumsikan bahwa apa yang disampaikan melalui media massa bersifat factual dan objektif.