PERKAWINAN PRATILOMA TOKOH YAYATI DALAM TEKS CERITA ADIPARWA DAN KONTEKS ANOMALI DALAM MASYARAKAT BALI

Authors

  • I Nyoman Duana Sutika Prodi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana

Keywords:

Kata Kunci: perkawinan, pratiloma, Adiparwa, masyarakat Bali

Abstract

Perkawinan pratiloma adalah perkawinan yang dilakukan oleh laki-laki dari golongan wangsa (di Bali sering disebut kasta) yang lebih rendah mengambil istri dari golongan wangsa yang lebih tinggi. Perkawinan yang tidak disarankan oleh kitab suci Hindu ini kerap dilakukan. Dalam teks cerita Adiparwa, perkawinan pratiloma ini dilakukan oleh Sang Yayati salah satu keturunan Bharata (golongan ksatria) dengan Sang Dewayani dari kaum brahmana. Perkawinan ini diinginkan oleh Sang Dewayani atas restu ayahnya Bagawan Sukra, karena Sang Yayati berjasa menyelamatkan dirinya dari ambang kematian. Perkawinan pratiloma ini di Bali disebut asu mundung alangkahi karang hulu. Pada era feodal, perkawinan pratiloma ini sangat tidak disarankan, karena niscaya mendatangkan masalah, terutama sanksinya yang cukup berat. Belakangan perkawinan pratiloma ini marak dilakukan sejak dikeluarkannya paswara oleh pemerintah daerah propinsi Bali nomor 11 tahun 1951 yang intinya mencabut sanksi perkawinan antar wangsa. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan jejak sistem perkawinan era feodal dalam teks kesastraan dan realita sistem tersebut dalam kehidupan masyarakat Bali. Teks dikaji dengan metode kualitatif atas dasar pandangan, pendapat dan pemikiran.

Downloads

Published

2024-11-13