KOMPLEKSITAS PRAGMATIK: DARI KONTEKSTUALISASI MAKNA HINGGA PEMUNCULAN INTENSIONALITAS DALAM KOMUNIKASI
Keywords:
Kata kunci: kompleksitas pragmatik, diktum, kontekstualisasi makna, ambiguitas, intensionalitasAbstract
Secara umum, kompleksitas pragmatik merupakan variasi penggunaan bahasa dalam konteks sosial yang melibatkan interaksi antara aspek linguistik, sosial, dan budaya yang memperkaya cara kita berkomunikasi, dalam proses memahami pesan secara akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kompleksitas pragmatik seperti pergerakan makna berdasarkan konteks tertentu, khususnya menguraikan diktum "Aku ingin kamu melakukan sesuatu" dengan referensi khusus permintaan dalam bahasa Bali. Data dikumpulkan dari tuturan lisan dalam ranah sosial, seperti ranah keluarga dan ranah adat dan agama di Bali. Metode observasi partisipatif diterapkan dalam pengumpulan data. Metode agih dan padan masing-masing digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompleksitas Pragmatik bergantung pada situasi tutur, hubungan antara bahasa dan konteks yang digramatikalkan, atau dikodekan dalam struktur bahasa, dan makna kontekstual. Makna dapat dikontekstualisasikan karena dinamika konteks, sehingga istilah ambiguitas dapat dilawankan dengan intensionalitas. Makna bergerak dari makna abstrak (ambiguitas) ke makna penutur, yaitu makna ujaran dan paksaan (intensionalitas). Makna ujaran dapat disamakan dengan paksaan. Makna ujaran tidak sama dengan paksaan. Dalam bahasa Bali, permintaan dapat dikontekstualisasikan dengan konteks tradisi desa kala patra mengingat desa kala patra diartikan sebagai konteks situasi dan penyesuaian penggunaan bahasa. Oleh karena itu, pada akhirnya intensionalitas dapat dimunculkan.