PENGOLAHAN LIMBAH KULIT KOPI ARABIKA KINTAMANI SEBAGAI ALTERNATIF MENUNJANG SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS

Penulis

  • Aulia Rahmati Romadhona Universitas Warmadewa
  • Ni Komang Putri Candra Dewi Universitas Warmadewa
  • Ketut Agus Yogi Indrawan Universitas Warmadewa

Abstrak

Kopi (Coffea sp.) merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat di Indonesia, karena mampu menyumbang devisa yang cukup besar. Salah satu jenis kopi yang di produksi di Indonesia adalah arabika. Kopi arabika banyak ditanam pada ketinggian tempat lebih dari 1.000 m d.p.l. Pada tahun 2019, produksi kopi Indonesia sebesar 722,46 ribu ton, sebanyak 26,94% adalah kopi jenis arabika sementara sisanya adalah kopi robusta (BPS, 2020). Arabika kintamani merupakan salah satu kopi unggulan Bali yang popular akhir-akhir ini, karena aroma dan rasanya yang sangat spesifik. Kopi arabika kintamani ini telah memiliki keunggulan kompetitif tersendiri dan telah banyak diminati oleh penggemar kopi dari berbagai dunia. Ciri khas tanaman kopi arabika di Bali khususnya kintamani adalah pohon kopi ditanam beriringan denganyang lain (biasanya sayur dan jeruk) lalu dikelola secara bersamaan dan diberi pupuk organik. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, pelaksanaan pembangunan perkebunan tidak cukup jika hanya menitik beratkan pada aspek perekonomian saja, namun harus di imbangi dengan aspek kelestarian lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian tidak akan mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan maupun permasalahan sosial. Menurut Klingel et al. (2020), secara umum proses pengolahan kopi yang banyak dilakukan oleh petani dan produsen kopi adalah cara basah (wet process) dan cara kering (dry process). Dari ke dua proses ini akan dihasilkan biji kopi beras (ose) dan beberapa limbah (by-products) yang merupakan hasil samping dari proses pengolahan. Hasil proses pengolahan kopi arabika kintamani 40-45% biji kopi (green bean) dan sisanya 55-60% berupa limbah kulit kopi. Pengembangan usaha pertanian berbasis kopi dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan maupun perkotaan.Disamping itu, peningkatan usaha pengolahan kopi juga membantu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat luas. Namun sayangnya peningkatan usaha pertanian berbasis kopi khususnya pengolahan kopi dapat menimbulkan pencemaran lingkungan akibat limbah (by-product) yang dihasilkan. Pemanfaatan dan pengolahan limbah kopi sampai saat ini masih sangat terbatas dilakukan, para produsen dan pengolah kopi masih lebih banyak berfokus pada biji kopi yang dihasilkan sedangkan limbah yang dihasilkan masih kurang diperhatikan. Berdasarkan kondisi ini maka sangat dibutuhkan peran perguruan tinggi dalam mengatasi permasalah limbah kopi melalui hilirisasi pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk memanfaatkan dan mengolah limbah kopi itu menjadi produk bernilaiekonomis dan bermanfaatkan bagi masyarakat luas.Produksi produk inovatif dari pemanfaatan limbah kopi, selain dapat memberikan tambahan pendapatan bagi produsen dan pengolah kopi, juga dapat bermanfaat bagi masyarakat lain serta membantu mengurangi pencemaran linkungan akibat limbah kopi. Pemanfaatan limbah kopi menjadi beberapa produk inovatif seperti: cascara tea, selai kopi, pakan ternak, dan pupuk organic merupakan sebuah langkah yang dapat mengatasi permasalahan limbah kopi di masyarakat. Tujuan penulisan artikel ini adalah …..

Unduhan

Diterbitkan

2022-07-25