Dari Antroposentrisme Menuju Ekosentrisme: Diskursus Pengelolaan Lingkungan dan Tata Ruang Bali

Authors

  • Wahyudi Arimbawa Universitas Hindu Indonesia
  • I Kadek Ardi Putra Universitas Mahasaraswati Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.36733/jeco.v1i2.2423

Keywords:

discourse, ecocentrism, environmental management, spatial planning

Abstract

This article presents a critical discourse on environmental management and spatial planning in Bali. Using Foucault's (1973) theory, this article presents an empirical discourse on environmental degradation in Bali as a breakthrough in thinking awareness. Through an in-depth literature review, this article begins with (1) describing the construction of ideas on environmental management and spatial planning, and (2) presenting Balinese philosophical values and views in building awareness of ecocentrism. This study is expected to provide a systemic perspective on how the value system that is believed to be the socio-cultural view of the Balinese people is translated into spatial planning and its environment. This discourse then leads to the context that in the sociocultural view of the Balinese people, everything that exists in nature is interdependent as a unified ecosystem that must be maintained and preserved. At the ecocentrism level, the Balinese people's philosophy of life believes in the values of deep respect for all aspects of life, starting from the biotic-abiotic components, animals, plants and everything on earth as a manifestation of the concept of tat twam asi.

References

Ahmadi, Wiratni. 1995. “Pengaturan Tata Ruang Yang Berwawasan Lingkungan Hidup”. Makalah Disampaikan dalam Seminar Sehari Lingkungan Hidup dan Tata Ruang. Bandung.

Atmadja, N. B. 2010. “Ajeg Bali; Gerakan Identitas Kultural, dan Globalisasi”. Denpasar: Lkis.

Asdak, Chay dan Salim, Hilmi. 2006. “Daya Dukung Sumberdaya Air Sebagai Pertimbangan Penataan Ruang”. Jurnal Teknik Lingkungan P3TL-BPPT. Vol. 7(1).

Bali Post. 2021. “Bali Dikepung Bencana Megatrust”. Dalam https://www.balipost.com/news/2021/04/07/185200/Bali-Dikepung-Bencana,Dari-Hidrometeorologi...html. Diakses 3 Juni 2021.

Bali Post. 2020. Tata Ruang Bali Rusak”. Dalam https://www.balipost.com/news/2020/02/10/103706/Tata-Ruang-Bali-Rusak,Bencana.html. Diakses 3 Juni 2021

Barus, Elvina. 2015. "Etika Lingkungan". Makalah Etika Lingkungan. http://elvinabarus1110.blogspot.com/2016/02/makalah-etika-lingkungan.html. Diakses 2 Juni 2021.

Detik.com. 2019. “Produksi Sampah Plastik”.Dalam https://news.detik.com/berita/d-5388324/bali-produksi-sampah-plastik-829-ton-per-hari-hanya-7-yang-didaur-ulang Diakses 3 Juni 2021

Foucault, Michael. 1973. “Arkeologi Pengetahuan, terjemahan Inyiak Ridwan Muzir, “Archeology of Knowledge”, Yogyakarta: Ircisod,

Gorda, AA. Ngr. Eddy Supriyadinata, Wardani, Kd. Devi Kalfika Anggria. 2020. “Refleksi Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Hindu Bali dalam Pengelolaan Lingkungan”. Ettisal Jurnal of Communication. Vol. 5 (1).

Keraf, A. Sonny. 2010. Etika Lingkungan. Jakarta: Kompas.

Mongabay. 2019. Inilah Isu Krusial dalam Perdebatan Ranperda Zonasi Pesisir. Dalam https://www.mongabay.co.id/2019/05/21/inilah-isu-krusial-dalam-perdebatan-ranperda-zonasi-pesisir-bali/. Diakses 3 Juni 2021

Mu`allifin, MDarinArif. 2017. “Hukum Penataan Ruang Sebagai Pengendali Pemanfaatan Ruang Kota Dalam Konteks Pembangunan Yang Berkelanjutan”. (Doctor thesis). Malang: Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

Purana, Made. 2016. “Pelaksanaan Tri Hita Karana Dalam Kehidupan Umat Hindu” Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya. FKIP Universitas Dwijendra. Maret 2016.

Republik Indonesia. 2007. “Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang”.Jakarta: Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. 2009. “Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”.Jakarta: Sekretariat Negara.

Wiana, I Ketut. 2018. “Sad Kertih: Sastra Agama, Filosofi, dan Aktualisasinya”. Jurnal Bali Membangun Bali. Bappeda Litbang. Vol. 1(3)

Downloads

Published

2021-08-26