PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG BAHAYA RABIES PADA SISWA SD DI KELURAHAN BEBALANG
Kata Kunci:
Peningkatan Pemahaman Masyarakat, Penanganan Luka Gigitan Hewan Pembawa RabiesAbstrak
Rabies merupakan penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat menular serta dapat menyerang ke semua jenis mamalia dan dapat menyebabkan kematian. Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh penyakit rabies disebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai bahaya rabies serta tindakan preventif yang harus dilakukan setelah terkena gigitan hewan yang terinfeksi rabies. Program pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di SD di Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Dalam melaksanakan program ini dilaksanakan dengan empat tahap yaitu tahap pengkajian awal, persiapan, pelaksanaan, serta penilaian. Padasaat dilaksanakan penyuluhan siswa aktif mendengarkan serta pada tahap evaluasi atau penilaian siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan, dimana hal tersebut menunjukan bahwa terdapat peningkatan pemahaman siswa terhadap bahaya virus rabies.
Referensi
Nugraha, E. Y., Batan, I. W., & Kardena, I. M. (2017). Sistem Pemeliharaan Anjing dan Tingkat Pemahaman Masyarakat terhadap Penyakit Rabies di Kabupaten Bangli, Bali. Jurnal Veteriner, 18(2), 274–282. https://doi.org/10.19087/jveteriner.2017.18.2.274
Putri, S. R., & Setiyono, A. (2020). Pengendalian penyakit rabies melalui media komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat di kota padang. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat, 2(2), 182–186.
Syahfitri, R. I. (2023). Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Pencegahan Penyakit Rabies.
Utomo, S. S., Sudarnika, E., & Lukman, D. W. (2018). Pengembangan Metode Promosi Kesehatan tentang Rabies untuk Peningkatan Pengetahuan Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Penyuluhan, 14(2), 234–243.
Walo, I. S., Pajung, C. B., & Mautang, T. (2022). Hubungan Pengetahuan Bahaya Rabies Dengan Sikap Pencegahan Pada Masyarakat Pemelihara Anjing Di Perumahan Gowapi Manembo-Nembo. Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA, 3(1), 58–63.