EFEKTIVITAS PENAMBAHAN ANTIBAKTERI NANO KITOSAN SISIK IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) DARI TAMBAK DANAU BATUR PADA SODIUM HIPOKLORIT 2,5% DAN 3,5% TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS SEBAGAI BAHAN IRIGASI SALURAN AKAR

Penulis

  • Dewa Made Wedagama Faculty of Dentistry Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • Ilma Yudistian Faculty of Dentistry Universitas Mahasaraswati Denpasar
  • Anak Agung Istri Risma Oktiari Under-graduate student, Faculty of Dentistry Universitas Mahasraswati Denpasar

Kata Kunci:

Nano kitosan sisik ikan nila (Oreochromis niloticus), Sodium hipoklorit 2,5% dan 3,5%, Staphylococcus aureus, zona hambat

Abstrak

Latar belakang: Sodium hipoklorit merupakan bahan irigasi yang paling umum digunakan untuk perawatan saluran akar. Namun pada sodium hipoklorit masih dijumpai kelemahan, yakni bersifat toksik terhadap jaringan periapikal. Sehingga pada penelitian ini memanfaatkan antibakteri alternatif yang bersifat non toksik yaitu larutan nano kitosan sisik ikan nila (Oreochromis niloticus).

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas larutan nano kitosan sisik ikan nila (Oreochromis niloticus) 0,5% ditambah sodium hipoklorit 2,5% dan 3,5% sebagai bahan irigasi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian Post-test Only Control Group Design dengan uji antibakteri Kirby Baurer pada larutan nano kitosan sisik ikan nila 0,5% ditambah sodium hipoklorit 2,5% dan 3,5% dengan kontrol positif yakni sodium hipoklorit 2,5% dan kontrol negatif yaitu larutan nano kitosan sisik ikan nila ditambah aquadest.

Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan uji normalitas dengan Saphiro-Wilk berdistribusi normal karena diperoleh nilai p>0,05 untuk semua perlakuan dan uji homogenitas dengan Levene’s test bernilai homogen maka selanjutnya dilakukan uji statistik parametric dengan uji One Way Anova diperoleh nilai signifikansi adalah 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 sehingga rata – rata keempat kelompok tersebut berbeda secara signifikan. Daya hambat rerata nano kitosan sisik ikan nila 0,5% ditambah sodium hipoklorit 2,5% sebesar 23,83 mm dan nano kitosan sisik ikan nila 0,5% ditambah sodium hipoklorit 3,5% sebesar 27,5 mm.

Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa efektivitas yang lebih tinggi terdapat pada larutan nano kitosan 0,5% ditambah sodium hipoklorit 3,5%.

Referensi

Yusman, T., Mulyawati, E. & Hadriyanto, W., 2013 ‘Perbedaan Kebocoran Apikal pada Obturasi Saluran Akar Menggunakan Tiga Sealer Berbahan Dasar Resin’, Jurnal Konservasi Gigi Universitas Gadjah Mada, 4(2), pp. 122–128.

Kartinawanti, A. T & Khoiruza A.A., 2021 ‘Penyakit Pulpa Dan Perawatan Saluran Akar Satu Kali Kunjungan: Literature Review’, Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi), 4(2), pp. 64–72.

Raharjo, G. dan Santosa, P., 2016 ‘Perawatan Saluran Akar Satu Kunjungan disertai Restorasi Resin Komposit dengan Pasak Parallel Self-Threading Gigi Molar Kedua Kanan Mandibula Pulpitis Ireversibel’, Majalah Kedokteran Gigi

Klinik, 1(1), p. 63.

Abed, A.M., Farhad, S Z., Farhad, A., Barekatain, M., Mafi, M. & Abooie, M. S., 2013 ‘Debris and smear layer removal efficacy and changes in morphology of dentinal tubules after using citric acid, tetracycline- hydrochloride and mixture of tetracycline and acid and detergent.’, Dental research journal.

Deviyanti, S., 2018 ‘Potensi Larutan Chitosan 0,2% Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Dalam Perawatan Saluran Akar Gigi’, Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi.

Komariah, A., 2015 ‘Staphylococcus aureus (in vitro) Antibacterial Activity of Nano Chitosan on Staphylococcus aureus Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya _’, pp. 371–377.

Magani, A.K., Tallei, T.E. & Kolondam, B. J., 2020 ‘Uji Antibakteri Nanopartikel Kitosan terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.’, Jurnal Bios Logos, 10(1), p. 7.

Mardy, D.C., Sudjari. & Rahayu, S.I., 2016 ‘Perbandingan Efektivitas Kitosan (2Acetamido-2-Deoxy-D-Glucopyranose) dan Nano Kitosan terhadap Pertumbuhan Bakteri Enterococcus faecalis secara In Vitro’, Majalah Kesehatan FKUB, 2(4), pp. 229

Suherman., Latif, M. & Rosmala D, Sisilia, T., 2018 ‘Potensi Kitosan Kulit Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium acnes, dan Escherichia coli Dengan Metode Difusi Cakram Kertas’, Media Farmasi, 14(1), p. 132.

Rachmawati, M., Fadil, M. R., Sukartini, E. & Armilia, M., 2011 ‘Perawatan saluran akar satu kali kunjungan pada gigi insisivus dengan Nekrosis Pulpa tanpa Lesi Periapikal’, Dentofasial.

Widiastuti, D., Karima, I. F. & Setiyani, E., 2019 ‘Efek Antibakteri Sodium Hypochlorite Terhadap Staphylococcus Aureus’, Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 11(4), pp. 302–307. 12. Aranaz, I., Mengibar, M., Harris, R., Panos, I., Miralles, B., Acosta, N., Galed, G. & Heras, A., 2012 ‘Functional Characterization of Chitin and Chitosan’, Current Chemical Biology, 3(2), pp.203–230.

Silva, P. V. et al., 2013 ‘Chitosan: A new solution for removal of smear layer after root canal instrumentation’, International Endodontic Journal.

Kumayas, A. R., Wewengkang, D. S. and Sudewi, S., 2015 ‘Aktifitas Antibakteri Dan Karateristik Gugus Fungsi Dari Tunikata Polycarpa Aurata’, Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(1), pp. 32–44.

Ke Cai-Ling., dkk., 2021. Antimicrobial Actions and Applications of Chitosan. Polymers. 44.

Li, J. & Zhuang, S., 2020 ‘Antibacterial activity of chitosan and its derivatives and their interaction mechanism with bacteria: Current state and perspectives’, European Polymer Journal.

Nurkhasanah., 2015 ‘the development of chitosan nanoparticles sabdariffa L calyx extract from indonesia and thailand’, International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research.

Rumengan, I., Suptijah, P., Salindeho, N., Wullur, S. & Luntungan, A. H., 2018 Nano Kitosan Dari Sisik Ikan: Aplikasinya Sebagai Pengemas Produk Perikanan.

Unduhan

Diterbitkan

2025-01-07