MODEL DINAMIKA SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN BOGOR UTARA DAN KESELARASANNYA DENGAN ARAHAN TATA RUANG KOTA BOGOR

Authors

  • Mirza Permana Nusantara Urban Advisory, Bogor
  • Fawzia P Insani, Saryulis Nusantara Urban Advisory, Bogor

Keywords:

Cellular automata, RTRW, Tren penggunaan lahan

Abstract

Pertambahan penduduk Kota Bogor sebagai daerah penyangga DKI Jakarta selalu diikuti oleh peningkatan kebutuhan ruang. Fenomena aktivitas perkotaan dan peningkatan kebutuhan lahan adalah suatu rangkaian satu sama lain yang saling mempengaruhi. Beban pusat kota yang berada di sekitar Kebun Raya (Bogor Tengah) semakin tinggi sehingga perlu dilakukan re-distribusi fungsi ke arah Bogor Utara. Kecamatan Bogor Utara memiliki posisi yang strategis karena berbatasan langsung dengan Kota Baru Sentul serta memiliki akses yang sangat baik menuju pusat Ibukota Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi perkembangan penggunaan lahan di Kecamatan Bogor Utara, (2) melakukan pemodelan spasial sampai dengan tahun 2031 dan (3) menganalisis keselarasan hasil pemodelan dengan arahan pola ruang RTRW Kota Bogor Tahun 2011–2031. Metode penelitian yang digunakan merupakan kombinasi kajian empiris dan teoretis. Kajian empiris dilakukan melalui analisis spasial berbasis data penggunaan lahan dan interpretasi citra tahun 2006 dan 2017. Model spasial diimplementasikan dalam bentuk simulasi keruangan menggunakan algoritma Cellular Automata (CA) kemudian di-overlay dengan pola ruang RTRW sehingga menghasilkan matriks keselarasan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan lahan terbangun di Kecamatan Bogor Utara dalam rentang waktu 2006–2017 mengalami kenaikan sebesar 144 ha atau 16,52% dengan nilai validasi sebesar 83,34%. Berdasarkan pendekatan tren, model spasial penggunaan lahan di Kecamatan Bogor Utara hingga 2031 menunjukkan peningkatan luas industri, perdagangan jasa dan permukiman masing-masing 20,6 ha, 13,5 ha dan 250,1 ha. Sementara berdasarkan pendekatan target, model spasial penggunaan lahan menunjukkan peningkatan luas industri, perdagangan jasa dan permukiman masing-masing 36,3 ha, 98,6 ha dan 575,8 ha. Model spasial penggunaan lahan berdasarkan tren lebih mengakomodasi apabila terjadi lonjakan kebutuhan lahan pengembangan baru. Potensi ketidakselasaran antara hasil model dengan RTRW kota Bogor mencapai 345,5 ha atau 18,96 %.

Downloads

Published

2021-09-30